UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Pusat Studi Jepang UNS bergandeng dengan CDC mengobrol tentang beasiswa di Jepang. Mengundang narasumber yang luar biasa, diantaranya: Sintya Diah sebagai kedutaan Jepang, Indriyaningsih lulusan dari beasiswa JSPS, Mercy Bentri lulusan Osaka university, dan Naya Marsatyasti lulusan Tokyo Institut Teknologi. Diskusi ini bertujuan untuk memberikan informasi beasiswa di Jepang dan gambaran menjadi mahasiswa disana dengan berjudul Realizing Dreams breaking through the Boundaries of Imagination. (16/03/2022) Dalam diskusi tersebut seluruh narasumber memberikan materi tentang beasiswa yang mereka dapatkan, juga memberi gambaran tentang sekolah di Jepang, seperti culture dan lain sebagainya. Serta para narasumber juga mencantumkan penelitian yang mereka teliti dalam selama mereka studi disana. Maka dari itu diskusi ini sangatlah asik dapat memberikan infromasi yang sangat bermanfaat. Salah satu materi yang diberikan narasumber yaitu dari Mercy Bientri Yunindanova S.P., M.Si, beliau lulusan dari universitas Osaka. Mercy memberikan motivasi untuk diskusi ini, bagaimana mempunyai semangat untuk studi lanjut. Manfaat dari studi lanjut yang beliau jelaskan yaitu, dapat membentuk kapasitas diri, mendukung karier, dan peran yang lebih besar terhadap masyarakat. Dalam tuturannya, Mercy juga menyatakan bahwa ketika hendak mencari beasiswa juga mencari supervisor, karena supervisor didapatkan untuk membimbing jalannya studi kita. Tidak luput dari situ, kita yang berniat untuk studi di luar negri, juga sudah mem-planning selama studi berlangsung dan apa yang hendak kita akan buat penelitian. Narasumber yang lainnya yaitu Sintya Diah Safitri, ia merupakan kedutaan Jepang di Indonesia. Sintya lulusan dari Asahikawa Walfare Special School, ia juga menjelaskan bagaimana caranya ia sekolah di Jepang. Sebelum ia studi ke Jepang, Sintya kuliah di universitas Brawijaya (Undergraduate sem.1&2), kemudian Darma Persada University (Undergraduate), lalu melanjutkan studi ke Asahikawa Walfare Special School. Sintya menjelaskan bagaimana ia belajar dan menjelaskan gambaran bersekolah di Jepang. Tidak hanya itu, Indriyaningsih dan Naya Marsatyasti juga lulusan beasiswa di Jepang. Mereka memberikan informasi tentang beasiswa yang mereka dapatkan. Dalam diskusi ini memberikan banyak manfaat untuk para mahasiswa maupun dosen lainnya untuk berencana studi lanjut ke Jepang. Harap-harap diskusi semacam ini dapat berlanjut kedepannya bersama PSJ UNS. (ain)
Diskusi Para Pakar Perihal Kesiapan Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Jepang-Indonesia)
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – PPI Jepang bekerjasama dengan PSJ (Pusat Studi Jepang) UNS, PERSADA SOLO, dan I4 (Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional) mengadakan agenda bersama pakar membahas kesiapan pendidikan di tengah pandemi covid-19. Turut mengundang para pembicara yang luar biasa yaitu, David Virya Chen, PhD; Des. Ass. Prof. Miftahul Huda; dan Murni Ramli, S.P., M.Si., Ed.D. dosen di Departemen Pendidikan Biologi, Universitas Sebelas Maret. Serta moderator yang memimpin jalannya diskusi ini oleh Mercy B. Yunindanova. Diskusi ini dilaksakan pada 19/02/2022 bertempat di zoom pukul 10.00-12.00 JST; 08.00-10.00 WIB. Diskusi ini disambut hangat oleh Wakil Rektor UNS yaitu Prof. Dr. rer. nat Sajidan, beliau mengatakan bahwa kolaborasi ini sangat bermanfaat dengan tema yang sangat relevan dengan keadaan pandemi yang membersamai kita selama hampir dua tahun yang berdampak dalam pendidikan bukan hanya di Indonesia namun seluruh dunia. Kemudian juga Atasan kependidikan dan kebudayaan KBRI Tokyo, Prof. Yusli Wardianto menyampaikan sambutan yang penuh dengan harapan. “saya berharap kita mampu mengambil sintesis apa yang disampaikan oleh para pembicara, yang dapat disampaikan kepada teman-teman Indonesia. Semoga bermanfaat bagi banyak masyarakat Indonesia dan belajar dari jepang, kami akan siap membantu karena tugas-tugas kami adalah menjembatani potensi kerjasama antara pendidikan dan riset Indonesia dengan pendidikan dan riset Jepang.” Tutur Prof. Yusli Mercy Bientry Yunindanova, S.P., M.Si. sebagai moderator dalam diskusi ini tergabung dalam grup Pusat Studi Jepang (PSJ) UNS. Beliau sedang menempuh pendidikan mahasiswa Ph.D di Departemen Bioteknologi, Pascasarjana Teknik Universitas Osaka. Beliau juga Dosen Progam Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNS. Dalam diskusi tersebut Murni Ramli, S.P, M.Si., Ed.D sebagai pembicara, membahas tentang kesiapan dan urgensi PTM pada masa pandemi di Indonesia. Beliau menyampaikan perihal fakta persekolahan masa pandemi di Indonesia yaitu seperti proses belajar mengajar semuanya berlangsung secara daring. Kemduian hanya 46% guru Indonesia yang siap dengan kemampuan IT (survey Kemendikbud) yang berarti banyak terjadi gagap teknologi. Lalu, tidak semua siswa memiliki akses internet atau electricity, termasuk tools untuk mengaksesnya. Murni Ramli, S.P., M.Si., Ed.D merupakan Dosen di Departemen Pendidikan Biologi, UNS. Beliau juga lulusan Pascasarjana Pendidikan dan Pengembangan Manusia di Universitas Nagoya dengan jurusan Manajemen Kurikulum. Beliau memiliki banyak pengalaman salah satunya Koordinator Layanan Mahasiswa dan Kemitraan Internasional – Unit Layanan dan Kemitraan Internasional . Beliau juga tergabung dalam grup Pusat Studi Jepang. Beliau juga menjelaskan apa saja yang perlu diperhatikan dalam penerapan PTM (Pembelajaran Tatap Muka), yaitu dengan School Management yang mengikuti kebijakan Kemendikbud, Kemenkes, Kemenag, dan Kemendagri. Kemudian fasilitas sekolah dengan akses internet, perangkat keras untuk hybrid class, dan tools protokol kesehatan yang standart. Lalu, dengan Adapted or Flexible Curriculum kurikulum hybrid menggabungkan beberapa konten atau disiplin keilmuan, memperbanyak konten kontekstual termasuk topik-topik Disease (health eduacation di jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, PT) riset LP, game virus, game immune system. Kemudian dilanjutkan dengan Teaching and Learning Process, dengan peningkatan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) guru atau dosen yang khas untuk pola pembelajaran hybrid perlu adanya upgrading terkait pembelajaran dan penugasan bermakna, berlandaskan learning outcomes dengan psikologis peserta didik. Lalu, dikembalikan pada empat pilar pembelajaran UNESCO: learning to know, learning to do, learning to be, learning ti live together (dalam kondisi pandemi). Dalam sesi tanya jawab salah satu pertanyaan dijawab oleh Murni, yaitu tips pembelajaran selama pandemi secara efektif dan dapat memperdayakan pendidikan karakter dengan maksimal. “…., lebih banyak tugas berbentuk project, materi dipersingkat, dengan sistem penilaian dari teman-temannya ketika dalam mengerjakan project tersebut, kalau dosen hanya dapat melihat perilaku sikap, diskusi selama di zoom dengan projects itu juga,….” Jawab Murni. Sepanjang diskusi tersebut, Mercy selaku moderator dapat menggandeng jalannya acara dengan luwes. Menyampaikan pertanyaan-pertanyaan dari para hadirin kepada para pembicara dengan begitu mudah, dan membuat suasana lebih nyaman dalam berjalannya diskusi tersebut. Moderator juga menyampaikan bahwa diskusi ini sangat membuat para hadirin bersemangat karena rasa penasaran itu terus menerus membuat para hadirin banyak melontarkan pertanyaan. Beliau berharap waktu yang akan datang dapat dilaksanakannya kembali workshop kerjasama seperti ini, karena sangat terlihat gelora semangat partisipan yang mengikuti diskusi kali ini. (ain)
PPI Jepang Dan PSJ UNS Adakan Diskusi Bertajuk Ragam Riset di Jepang Bersama Universitas Okayama dan Universitas Tohoku
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang dan Pusat Studi Jepang UNS mengadakan diskusi bersama alumni studi Jepang dari Indonesia. Diskusi dihadiri dengan narasumber yang memumpuni di bidangnya untuk memberikan informasi studi mereka di Jepang. Bersama Abdul Basith Fitroni alumni Universitas Okayama, Muhammad Salman Al-Farisi, dan Muhammad Izaat Nugraha Alumni Universitas Tohaku. Tidak luput pembicara dari kampus Okayama dan Tohaku menyampaikan materinya. Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui Zoom dan disiarkan langsung kanal Youtube International Office UNS. (19/02/2022). Webinar tersebut dibuka dengan sambutan dari Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS. Beliau pula merupakan alumni Tohoku University. Dalam sambutannya Prof. Yunus menyampaikan betapa apiknya kolaborasi PPI Jepang, PSJ UNS, Persada (Ikatan Alumni Jepang) cabang Solo, dan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) yang terwujud dalam kegiatan tersebut. ”Pada akhirnya kami berharap bahwa kegiatan kolaborasi ini tidak hanya sampai disini. Namun, momentum ini adalah PINTU menuju kolaborasi yang lebih besar antara PPI Jepang, UNS, PSJ UNS, Persada (Ikatan Alumni Jepang) cabang Solo, dan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional I4 dalam hal tridarma perguruan tinggi untuk membawa dampak positif terhadap masyarakat Indonesia secara luas. Semoga kegiatan ini akan memberikan inspirasi, wawasan baru, dan memicu semangat di tengah kondisi Pandemi Covid-19 untuk tetap mengedepankan pendidikan bagi generasi muda Indonesia.” Ujar Prof. Yunus. Kepala PSJ UNS, Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani, yang sering di sapa Rully tak luput memberikan Opening Speech. Rullymenyambut para hadirin webinar dan menyampaikan tujuan dari kegiatan Kerjasama ini, diharapkan semangat bapak/ibu yang bergabung di Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang bisa memberikan banyak inspirasi informasi akan wawasannya tentang ke-Jepangannyakepada civitias akademika Universitas Sebelas Maret. Diskusi ini di moderatori oleh Mercy Bientri Yunindanova, M.Si., yang merupakan dosen di Fakultas Pertanian (FP). Beliau juga sedang menempuh studi S3 di Osaka University, juga menjadi anggota PPI Jepang. Mercy mengatakan bahwa kolaborasi dengan tiga institusi atau Lembaga ini merupakan salah satu momen yang special. Dalam tuturan Abdul Basith Fitroni alumni Universitas Okayama, ia berbagi cerita perihal saat studi di Jepang hingga bekerja pula disana. Begitu pula Muhammad Salman Al-Farisi, dan Muhammad Izaat Nugraha Alumni Universitas Tohaku. Narasumber tersebut bertukar cerita perihal kehidupan berada di Jepang. Kemudian dilanjut penuturan narasumber yang pertama, Junko Obayasa, Ph.D dari Okayama University memberikan penjelasan mengenai Okayama sebuah prefektur kota di Jepang, dengan keindahan dan hasil pertanian disana. Kemudian akses Okayama ke beberapa tempat sangatlah mudah. Universita Okayama memiliki 10 Fakultas dengan 1 Program dan 8 Graduate Schools. Okayama menerima penghargaan pertama SDGs Jepang sebagai universitas nasional tahun 2017. Selain prestasi, Okayama memiliki kerjasama di 357 universitas dalam 43 negara salah satunya Indonesia. Biaya kuliah di Okayama tidak begitu mahal dengan kebiasaan orang Jepang yang bersepeda, kita dapat menghemat biaya untuk pergi ke kampus. Kemudian dalam diskusi selanjutnya yaitu narasumber Ying Chen dari Tohaku University. Beliau menjelaskan tentang Tohaku dengan IMAC-G sekolah pascasarja internasional teknik. Universitas Tohaku berada di Sendai, Miyagi dengan 10 Fakultas, 15 Graduate Schools, 3 Professional Graduate Schools, dan 6 Research Institutes. IMAC-G yaitu International Mechanical Aerospace Engineering Graduate Course (Master ‘s Doctoral Degree. Dalam setiap research yang dilakukan universitas Tohaku mendapatkan hasil-hasil yang dibuat. Tidak hanya teknik mesin tradisional seperti energi, lingkungan, bahan, tetapi juga multidisiplin seperti sistem fungsi baru berbasis mikro-nano teknologi pemrosesan. Konvensi energi oleh solar energi, energi hidrogen, dan lain sebagainya. Kegiatan kolaborasi ini diharapkan terus berlanjut, karena diskusi seperti ini sangat bermanfaat untuk wawasan kita semakin meluas dan mengetahui negara Jepang dari webinar ini. (ain)
FSRD UNS Gelar Webinar History of Japanese Design and Media Promotion
psj.lppm.uns.ac.id – Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar webinar bertajuk “History of Japanese Design and Media Promotion”, Sabtu (18/9/2021) melalui Zoom Cloud Meeting. Pembicara yang diundang adalah Prof. Minako Ikeda. Ia merupakan pengajar dari Fakultas Desain, di Kyushu University, Jepang yang ahli dalam bidang desain terkait pelestarian budaya dan teknik kerajinan tradisional. Jalannya webinar “History of Japanese Design and Media Promotion” dibuka langsung oleh Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Deny T Ardianto., S.Sn., M.A. Selain itu, webinar ini turut diikuti oleh 65 peserta yang berasal dari empat program studi (prodi) di FSRD UNS. Yaitu, Prodi S-1 Desain Interior, Prodi S-1 Desain Komunikasi Visual, Prodi S-1 Seni Rupa Murni, dan Prodi S-1 Kriya Tekstil. Prof. Ikeda dalam paparannya menyampaikan bahwa rangkaian sejarah desain di Negeri Sakura telah dimulai sejak abad ke-19. Bila dilihat dari sejarahnya, Prof. Ikeda menyampaikan desain di Jepang selalu memiliki keterkaitan dengan industri yang telah terpengaruh oleh perkembangan desain dunia. Hal ini dimulai sejak pulangnya desainer-desainer asal Jepang yang telah menempuh pendidikan di Eropa. “Pada abad ke-20, fungsi desain hanya sebagai untuk membangun industri dan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sejak abad 21 fungsi desain telah berubah lebih dari itu,” ujarnya. Prof. Ikeda menerangkan, di masa depan desain dituntut untuk melampau pembangunan industri, sehingga dapat memecahkan permasalahan isu lingkungan dan sosial. Jika dikaitkan dengan kondisi yang saat ini tengah melanda dunia, maka desain dapat menjadi jawaban atas pandemi Covid-19 yang menerjang dunia. Sejak pertama kali merebak di Wuhan, Tiongkok pada akhir bulam Desember tahun 2020 lalu, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan transformasi digital yang sangat cepat. “Pembangunan teknologi digital telah menjadikan desain sebagai proses yang tidak hanya melibatkan professional desain tetapi juga melibatkan penggunanya,” terang Prof. Ikeda. Secara terpisah, Ketua Panitia Webinar Lulu Purwaningrum, S.Sn., M.T., Ph.D sekaligus penggiat Pusat Studi Jepang (PSJ UNS) mengatakan, webinar “History of Japanese Design and Media Promotion” merupakan bagian dari kegiatan lompatan kreatif FSRD UNS pada tahun ini. Ia juga mengutarakan, webinar tersebut juga dapat menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan guna menyamakan pemahaman antara dunia akademis dan dunia industri. “Seluruh rangkaian lompatan kreatif ini berupa magang mahasiswa ke perusahaan-perusahaan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) wilayah DIY, dan inkubasi desain produk mahasiswa yang berbasis green pada perusahaan-perusahaan HIMKI,” ucapnya. Ia menambahkan, webinar “History of Japanese Design and Media Promotion” juga mencari peluang tradional craft sebagai salah satu jawaban terhadap produksi dan konsumsi masal. Terdapat dua proyek tradisional yang dipresentasikan. Namun, dua proyek tersebut tidak merujuk pada craft di masa lampau, namun justru ditekankan pada craft di masa depan. Lulu Purwaningrum, S.Sn, M.T., Ph.D mengatakan, “Tujuannya, agar berperanya desain pada craft dan sebagai jawaban produksi dan konsumsi masal. Peran promosi produk juga penting untuk diperhatikan,” Saat webinar berlangsung Prof. Ikeda memamerkan project new craft miliknya yang pernah dipamerkan di New York da jaringan high end retail MUJI di seluruh Japan. Dalam hal ini, sebagai media promosi yang ditampilkan meliputi sejarah latar belakang produk dan penjelasan soal projek new craft. Tujuannya, agar konsumen mengetahui sejarah dan konsep baru serta cara men-display stand yang sesuai dengan konsep new craft project yang dipamerkan Prof. Ikeda. Implementasi MBKM Lulu Purwaningrum S.Sn, M.T., Ph.D menyampaikan, dengan kerja sama yang dijalin dengan HIMKI, mahasiswa FSRD UNS dapat mengimplementasikan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Kerja sama antara HIMKI dengan FSRD UNS diharapkan dapat menghasilkan kegiatan perkuliahan bersama, workshop, pelatihan pembuatan desain dan pembuatan produk, inkubasi bisnis, rintisan startup, dan pameran produk. “Perkuliahan sebagai pembekalan yang dilakukan dalam kegiatan ini akan melibatkan berbagai ahli yang kompeten agar memberikan pengetahuan yang mencukupi bagi seluruh peserta,” pungkas Lulu Purwaningrum S.Sn, M.T., Ph.D. (yef)
Kelompok KKN 195 UNS Gelar Pelatihan Desain Kreatif
psj.lppm.uns.ac.id – Desain menjadi salah satu komoditas penting di era disrupsi digital ini. Sebabnya, penggunaan desain tidak saja dibutuhkan untuk pembuatan poster atau spanduk, namun juga dibutuhkan untuk mempercantik tampilan feeds Instagram dan thumbnail video Youtube. Untuk menjawab kebutuhan akan pentingnya kemampuan desain di masa kini, kelompok 195 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang ditempatkan di Dukuh Tegalsari, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, menggelar pelatihan desain grafis bagi pemuda/ pemudi di wilayah tersebut. Pelatihan desain kreatif yang digelar oleh kelompok 195 KKN UNS, dilakukan selama dua hari. Pada hari pertama di tanggal 24 Agustus 2021, kelompok 195 KKN UNS mengundang Risma Rusniati sebagai pembicara. Selama memberikan pelatihan, Risma Rusniati membekali pemuda/ pemudi di Dukuh Tegalsari dengan materi mengenai layout, pemilihan dan kombinasi warna, jenis-jenis font atau typography, teknik pemilihan huruf, dan lain-lain. Kemudian, pada pelatihan kedua yang digelar di tanggal 31 Agustus2021, kelompok 195 KKN UNS mengundang seorang freelancer photographer, content creator dan graphic designer bernama Tissa Florika untuk mengajari pemuda/ pemudi di di Dukuh Tegalsari, soal ilustration dan doodle art yang dapat diaplikasikan secara luring. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kelompok 195 KKN UNS Dr. Eng. Nurul Kusumaningdyah mengatakan, pelatihan desain kreatif bagi pemuda/ pemudi di wilayah KKN-nya sangatlah penting. Sebab, di era yang serba digital ini, generasi muda dituntut untuk dapat berpikir kreatif, inovatif, dan adaptif. “Supaya tidak menjadi tertinggal terhadap perkembangan teknologi. Pada masa sekarang seseorang mempunyai kemampuan dan keterampilan desain merupakan sesuatu hal yang memiliki nilai lebih,” ujar Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani. Ia menambahkan, untuk meningkatkan kemampuan pemuda/ pemudi di Dukuh Tegalsari agar dapat mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat dari pelatihan desain kreatif, kelompok KKN yang ia bimbing mendorong peserta pelatihan untuk mengaplikasikan materi yang didapat dari pelatihan dalam perlombaan. “Kemudian, pada pelatihan yang kedua, kelompok 195 KKN UNS bersama beberapa pemuda/ pemudi setempat mengaplikasikan kelas desain membuat mural doodle art edukasi Covid-19 di dinding. Tujuannya, agar mereka dapat mengaplikasikan dua ilmu terapan sekaligus selama pelatihan desain.” “Pemuda/ pemudi Dukuh Tegalsari, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten sangat antusias dalam mengikuti pelatihan desain. Setelah pelaksanaan kegiatan tersebut, kemudian terdapat perlombaan pembuatan poster dengan tema edukasi Covid-19,” kata Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani yang juga merupakan Kepala Pusat Studi Jepang (PSJ) LPPM UNS ini. dapun, Kelompok 195 KKN UNS terdiri dari Nugraheni Ramadhona dari Prodi S-1 Pendidikan Ekonomi, Muhammad Arsya Dika Maulana dari Prodi S-1 Ilmu Tanah, Ramadhina Nurdianti dari Prodi S-1 Ilmu Tanah, Firzatulloh Irhab Kautsar dari Prodi S-1 Ilmu Hukum, Prananda Adi Dermawan dari Prodi S-1 Manajemen, Angga Zulaiha Nur Hanisa dari Prodi S-1 Manajemen Transfer, Naufal Ady Pradana dari Prodi S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Risma Rusniati dari Prodi S-1 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Maria Imaculata Sindi Prastiwi dari Prodi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Aulia Rahmawati dari Prodi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Mereka menjalani KKN di Dukuh Tegalsari, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten mulai dari tanggal 1 Agustus hingga 6 September 2021
Mau Studi Lanjut ke Jepang? Yuk, Simak Kisah Perjuangan Alumnus UNS Lolos Beasiswa Monbukagakusho
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Jepang merupakan negara primadona bagi banyak pelajar dan lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri, termasuk bagi Arikasuci Fitonna Ridassepri yang merupakan Alumnus Program Studi (Prodi) S-2 Kimia Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Arikasuci -sapaan akrabnya- berhasil lolos sebagai penerima beasiswa Monbukagakusho atau MEXT. Adapun, beasiswa Monbukagakusho berasal dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Jepang yang diperuntukkan bagi pelajar atau lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang ingin berkuliah di Negeri Sakura. Melalui beasiswa tersebut, ia berhasil menjadi research student pada program doctoral degree di Department of Engineering Science University of Electro-Communications (UEC), Tokyo. UEC merupakan mitra perguruan tinggi yang sudah menandatangai Memorandum of Understanding (MoU) dengan UNS pada 9 Januari 2020 silam. Saat dihubungi melalui pesan singkat oleh psj.lppm.uns.ac.id, Arikasuci menceritakan ihwal keinginannya melanjutkan studi di Negeri Sakura. Ia mengatakan, sudah pernah mengunjungi Jepang pada bulan Oktober 2019 lalu melalui program Sakura Science yang diadakan oleh Japan Student Services Organization (JASSO). Lewat pengalamannya itu, ia menilai suasana di Jepang sangat bersih dan segar. Belum lagi, ditambah dengan kepribadian masyarakat Jepang yang dikenal disiplin dan tertib. Arikasuci menambahkan, masyarakat Jepang juga ramah terhadap orang asing walau mereka memiliki keterbatasan dalam berbahasa asing. Ia menceritakan, masyarakat Jepang juga membantunya ketika kesulitan menemukan restoran Muslim atau mencari jalan menuju hotel tempatnya menginap. “Saya pikir tinggal di Jepang akan membantu saya mengembangkan kepribadian yang lebih baik sebagai bekal saya dalam berkarir kelak dikemudian hari,” ujarnya. Ia menerangkan, kebetulan penelitian untuk tesisnya saat masih menempuh studi di Sekolah Pascasarjana UNS di bawah bimbingan Dr. Fitria Rahmawati merupakan Joint Research Project dari Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) dari tahun 2018-2021. Tema yang diusung dalam penelitiannya adalah interdisciplinary science, dengan melibatkan dosen dari Fakultas Teknik (FT) UNS, yaitu Dr. Budi Kristiawan yang merupakan Direktur Branch Office UEC di Pascasarjana UNS. Mulai dari situlah, Dr. Budi Kristiawan selalu memberikan informasi kepada Arikasuci soal UEC yang merupakan mitra perguruan tinggi UNS di Tokyo, Jepang. “Pada saat riset di JSPS, saya diberikan kesempatan berharga untuk mengikuti program Sakura Science. Sejak saat itu, saya tahu mengenai informasi beasiswa tersebut dan tertarik untuk belajar di Jepang. Saya juga mengikuti webinar UEC EDU Fest 2021 yang diselenggarakan oleh UEC Office pada bulan Maret 2021,” lanjutnya. Lebih lanjut, ia menjelaskan, ada banyak berkas yang harus dipersiapkan untuk dapat mendaftar pada beasiswa Monbukagakusho, seperti formulir pendaftaran, abstrak tugas akhir dalam bahasa Inggris, transkrip nilai, ijazah, proposal penelitian, surat rekomendasi dari pihak universitas, baik dari pembimbing, dekan, atau rektor sesuai kebutuhan, rekomendasi dari calon pembimbing di Jepang, sertifikat TOEFL, dan pasfoto formal. Ia mengutarakan, usai berkas dikumpulkan masih ada sejumlah tahapan seleksi yang harus dilalui. Seperti, seleksi administratif yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara dengan calon pembimbing dan wawancara formal dengan pihak universitas dan kemahasiswaan. “Beasiswa Monbukagakusho sendiri terdiri dari dua jalur masuk, yaitu melalui Kedubes Jepang dan jalur U to U atau universitas dengan universitas. Kebetulan saya sudah pernah mendaftar keduanya,” terang Arikasuci. “Perlu juga mencari kampus yang ingin dituju beserta calon pembimbing, membuat proposal penelitian yang ringkas, jelas, serta memiliki new finding atau keterbaruan, mempersiapkan surat rekomendasi, publikasi internasional, dan target kelulusan yang dalam artian dapat mengusahakan sudah lulus/ sidang saat mendaftar beasiswa Monbukagakusho,” sambungnya. Saat ditanya mengenai mimpinya usai dinyatakan lolos beasiswa Monbukagakusho dan rencana kariernya kelak, Arikasuci bercita-cita menjadi dosen dan ingin melakukan kolaborasi riset antara Indonesia dengan Jepang yang dapat menghasilkan kolaborasi penelitian internasional. “Harapan saya masuk program itu dapat memperluas dan memperdalam ilmu saya di bidang tersebut,” katanya Arikasuci berpesan agar mahasiswa UNS yang ingin mendapatkan beasiswa ke luar negeri agar secara aktif mencari informasi seputar negara dan kampus yang ingin dituju. Tidak hanya itu, ia mengingatkan agar mahasiswa UNS juga mencari informasi soal profesor atau dosen pembimbing melalui situs resmi kampus yang ingin dituju atau melihat paper. Caranya dapat dilakukan dengan melihat situs Scopus. “Perlu aktif menjalin komunikasi atau berkonsultasi dengan calon dosen pembimbing, konsultasikan proposal penelitian jika ada dengan calon dosen pembimbing, serta yang tidak kalah penting berkonsultasi mengenai persyaratan yang dibutuhkan dengan dosen pendamping di UNS, bisa dengan pembimbing tugas akhir atau pembimbing akademik,” pungkasnya. (yef)
Gunakan Metode Machizukuri, PSJ-URDC FT UNS Rekomendasikan Pengembangan Rumah di Kampung “Metal”
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bekerja sama dengan Laboratorium URDC Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Arkom Solo mengadakan diseminasi seminar, Minggu (4/7/2021), bertempat di Kampung Mepet Tanggung (Metal), RW 001, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakata Diseminasi seminar tersebut digelar dengan menggunakan metode Metode Machizukuri. Kepala PSJ UNS Dr. Eng. Kusumaningdyah menyampaikan, kegiatan merekomendasikan pengembangan rumah sehat di Kampung Metal telah berlangsung sejak bulan Februari-Juli 2021. Adapun, metode Machizukuri, menurut Profesor Masato Kamawamukai, adalah upaya menggabungkan aktivitas membangun dengan proses berbasis masyarakat yang bertujuan untuk memperbaiki lingkungan setempat. Acara yang digelar secara luring dan daring ini dihadiri peserta yang terdiri dari 5 orang warga dan perwakilan Arkom Solo, PSJ UNS. Sedangkan, pada kegiatan secara daring dihadiri mahasiswa Prodi Arsitektur FT UNS dan beberapa dosen yang tergabung dalam Research Group (RG) Laboratorium URDC FT UNS. “Dalam metode Machizukuri penting melibatkan banyak aktor. Selain melibatkan mahasiswa di mata kuliah Kampung Kota–Prodi Arsitektur FT UNS, anggota RG Laboratorium URDC FT UNS, juga melibatkan Arkom Solo. Arkom Solo merupakan jaringan dari Yayasan Arkom Indonesia (YAI) yang bergerak dalam pengorganisasian komunitas melalui ilmu/ bidang arsitektur,” terang Dr. Eng. Kusumaningdyah. Nantinya, kegiatan yang digelar mengacu pada berbagai tindakan yang melibatkan penduduk lokal dan pemerintah daerah yang bekerja sama untuk membuat tempat tinggal dan bekerja lebih layak huni. Ia menambahkan, PSJ UNS-Laboratorium URDC FT UNS dibantu oleh Arkom Solo dalam proses pelibatan warga. Sebabnya, Arkom Solo telah lama menjalin hubungan kerja sama dengan warga Kampung Metal. Dalam prosesnya kerja sama dengan Arkom Solo, prosesnya berjalan menjadi sangat signfikan. Arkom Solo sebagai fasilitator penghubung antara akademikus dan warga, dapat menjambatani dan memfasilitasi proses komunikasi ini walau mahasiswa tidak dapat langsung berada di lapangan akibat dari pandemi Covid-19. “Pelibatan warga dilakukan dengan mengadakan beberapa kali FGD. FGD pertama 5 Mei kemarin, bertujuan untuk menggali data apa yang menjadi kebutuhan warga untuk dan aktifias apa saja yang akan terwadahi baik di dalam maupun di luar ruangan. Sedangkan FGD kali ke-2 4 Juni lalu, bertujuan untuk memberikan rekomendasi desain pengembangan rumah sehat Kampung Metal,” terangnya. Selama proses pemberian rekomendasi rumah sehat Kampung Metal, PSJ UNS, Laboratorium URDC FT UNS, bersama Arkom Solo menerjunkan tim desain guna melakukan explorasi rekomendasi desain baik pada ruang luar dan ruang interior unit hunian. Selanjutnya, terpilih 4 rumah dari warga untuk dijadikan percontohan pengembangan desain, yaitu atas nama Pak Jono, Pak Eko, Pak Agus, dan Ibu Rini. Dalam kriteria rumah sehat ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi. Seperti, memiliki kecukupan pencahayaan dan penghawaan dan memaksimalkan ruang interior yang menyesuaikan desain peruangan dan disesuaikan juga dengan mata pencarian si pemilik rumah. “Salah satunya ibu Rini memiliki mata pencarian sebagai penjual hijab, membutuhkan ruang yang lapang (los) untuk bekerja, sehingga interior didesain dibuat lebih adaptif. Pada jam kerja produksti ruang berfungsi sebagai area bekerja di malam hari ruangan berfungsi sebagai ruang tidu,” tambah Dr. Eng. Kusumaningdyah. (yef)
Lebih Dekat dengan UEC Jepang, Mitra PSJ UNS yang Punya Kampus Ciamik
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar [UNS] UEC Edu Fest 2021, melalui Zoom Cloud Meeting, Sabtu (13/3/2021) pagi. Tujuannya, untuk memperkenalkan seluk beluk perkuliahan, fasilitas, dan profil UEC Jepang kepada Sivitas Akademika UNS dan masyarakat luas. Acara ini dapat terselenggara sebagai salah satu bentuk kerja sama yang telah ditandatangani UEC Jepang dengan UNS pada 9 Januari 2020 silam. [UNS] UEC Edu Fest 2021 dihadiri oleh perwakilan masing-masing perguruan tinggi. Dalam hal ini, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Bisnis, dan Informasi, Prof. Sajidan hadir dengan didampingi Head of UEC Office-UNS Indonesia, Dr. Budi Kristiawan dan Kepala Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, Dr. Eng. Kusumaningdyah. Sedangkan, dari UEC Jepang dihadiri oleh Director of the Center for International Programs and Exchange, Prof. Dr. Shinichi Watanabe, Member of the Board of Directors for Education and International Strategy, Prof. Dr. Kohji Abe, dan Department of Mechanical and Intelligent Systems Engineering, Assoc. Prof. Dr. Koji Enoki. Dalam sambutannya, Prof. Sajidan menyampaikan sejumlah rencana yang dapat dilakukan antara UNS dan UEC Jepang, seperti soal kegiatan penelitian dan inovasi. “Ada beberapa kemungkinan kolaborasi yang dapat dilakukan dalam waktu dekat. Bisa menggelar kegiatan keilmiahan skala internasional bersama untuk menyebarluaskan hasil penelitian dan inovasi serta memperluas kerja sama ke bidang yang lebih luas, tidak hanya pada energi terbarukan dan teknik mesin,” ujar Prof. Sajidan. Selanjutnya, Director of the Center for International Programs and Exchange UEC Jepang, Prof. Dr. Shinichi Watanabe, pada sesi perkenalan kampus, memaparkan materinya berjudul “UEC at Glance”. Ia mengatakan kawasan UEC Jepang dikelilingi oleh rimbunnya barisan pepohonan. Selain itu, ada beberapa cara untuk mengakses UEC. Salah satunya dengan menumpangi kereta api yang memakan waktu 15 menit dari pusat kota Tokyo. “Bisa dengan jalan kaki dari stasiun Chofu. Ketiga, bisa dari Bandara Haneda dan bisa juga dari Bandara Narita,” terang Prof. Dr. Shinichi Watanabe. Ia menjelaskan UEC Jepang memiliki beberapa bidang penelitian, seperti, informatika, komputer, rekayasa jaringan, teknik mesin, intelligent systems, dan engineering science. “Kami UEC Jepang punya visi untuk menjdi perguruan tinggi yang mendunia. Dan, kami punya beberapa hasil riset, seperti snake robots, cryptographic control technology, dan optical frequency comb,” tambahnya. Menyambung pemaparan materi dari Prof. Dr. Shinichi Watanabe, Assoc. Prof. Dr. Koji Enoki yang pada tahun 2018 lalu pernah mengajar di UNS, juga membagikan pengalamannya saat berada di Indonesia dalam acara ini. Melalui materinya berjudul “Good Collaborative Studies Developed from Our Close Relationship by Both Official and Private Activities”, ia menceritakan ihwal pertemuannya dengan Wakil Rektor bidang Akademik UNS periode 2014-2018, Prof. Sutarno. “Saya berada di Indonesia pada tahun 2018 selama dua minggu. Saya sempat bertemu dengan Wakil Rektor UNS untuk memperkenalkan diri dan membicarakan kolaborasi studi di masa depan,” tutur Assoc. Prof. Dr. Koji Enoki. Ia mengatakan dalam kunjungan pertamanya ke Indonesia, ia sempat menjadi pembicara dalam salah satu konferensi internasional, yaitu ICIMECE dan berdiskusi tentang kolaborasi penelitian dengan mahasiswa UNS. Dalam kesempatan terpisah, Kepala PSJ UNS, Dr. Eng. Kusumaningdyah mengatakan, UEC Jepang dapat dilirik menjadi salah satu kampus idaman untuk studi lanjut di Jepang karena lokasinya yang strategis. “The University of Electro-Communication sangat tepat dan nyaman untuk dijadikan tempat menimba ilmu karena terhindar dari bising dan sesaknya pusat,” ucapnya. Alasannya, karena UEC Jepang memiliki tujuh disiplin ilmu pada bidang teknologi modern. Diantaranya, Department of Information and Communication Engineering, Department of Computer Science, dan Department of Electronic Engineering. (yef)
Danar Praseptiangga: Anggota Peer Group PSJ UNS Berhasil Lakukan Riset Hingga ke Belgia
PSJ – Sosok dosen muda yang penuh gairah dan inspiratif begitu melekat pada Danar Praseptiangga, S.TP., M.Sc., Ph.D. Dosen kelahiran Surakarta ini baru saja mendapat kesempatan berharga untuk melakukan academic and research exchange di Negeri Cokelat, Belgia, tepatnya di Ghent University. Danar Praseptiangga, Ph. D. di Belgia bersama dua rekannya sesama dosen di Program Studi (Prodi) Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Adhitya Pitara Sanjaya, M.Sc dan Dimas Rahadian Aji Muhammad, Ph.D. Anggota peer group dari Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNS tersebut rencananya juga akan melakukan riset kolaborasi ke depan di Department of Food Technology, Safety, and Health, Faculty of Bioscience Engineering. Kesempatan yang diperoleh Danar Praseptiangga untuk melakukan aktivitas akademik dan riset di Ghent University didapat berkat visiting scholar dengan program Scheme for Academic Exchange and Mobility (SAME) 2019 yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Iptek Dikti), Indonesia. “Aktivitas yang dilakukan selama tiga bulan, yaitu mulai dari September sampai November 2019. Kegiatan ini terkait dengan sharing akademik dan riset dalam kerangka kolaboratif UNS dan Ghent University,” ujar Danar Praseptiangga. “Semoga aktivitas-aktivitas ini dapat semakin meningkatkan reputasi UNS dalam menuju world class university (WCU) dan mendukung program Sinergisitas Internasionalisasi Akselerasi Prestasi (SIAP) FP dengan membawa spirit Gift from God, Respectful, Excellent, Acceleration, Teamwork (GREAT) Prodi ITP FP UNS,” tambah Danar Praseptiangga. Lulusan S3 Hiroshima University, Jepang tersebut juga mengungkapkan kedepannya UNS bersama dengan Ghent University akan terus mengupayakan kolaborasi yang konstruktif dalam kegiatan riset kolaboratif, joint publikasi, exchange programs (scholars/ student mobility), dan joint workshop. (yef)
Keluarga PSJ LPPM UNS Sambut Presiden University of Electro-Communications (UEC) Jepang
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Kamis (9/1/2020) menjadi hari yang membanggakan sekaligus spesial bagi Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sebab pada hari tersebut Presiden University of Electro-Communications (UEC) Tokyo – Jepang, Dr. Sci. Takashi S. Fukuda bersama rombongan mengunjungi kantor PSJ LPPM UNS yang terletak di Gedung LPPM Lantai 2. Dr. Sci. Takashi S. Fukuda tidak datang seorang diri, dalam kunjungannya ke Kantor PSJ LPPM UNS, orang nomor satu di UEC tersebut turut didampingi oleh Dr. Kazushi Nakano, (Member of the Board of Directors), Dr. Koji Enoki (Assistant Professor Department of Mechanical and Intelligent Systems Engineering), Keiko Kawakami (Sakashita) (Head of the International Affairs Office), dan Ikue Nagata (Staff of International Planning Section, International Affairs Office). Ekspresi ceria dan bahagia nampak jelas dari wajah Kepala PSJ LPPM UNS, Dr. Eng. Kusumaningdyah N. H. S. T., M. T, yang menyambut langsung kedatangan Presiden Takashi S. Fukuda beserta rombongan. Saat kunjungan berlangsung, Direktur Branch Office UEC UNS, Dr. Budi Kristiawan, ST., MT., turut hadir sambil berbincang-bincang dengan keluarga PSJ LPPM UNS. Selain Dr. Budi Kristiawan, hadir pula anggota peer group PSJ LPPM UNS. Mereka adalah Elisa Herawati, M. Eng., Ph. D lulusan Osaka University, Pandu Purwandaru, S. Ds., M. Ds, Ph. D lulusan Chiba University, Prof. Dr. Suciati, M. Pd yang merupakan Guru Besar bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS, Dr. Eng. Indri Yaningsih S. T. M. T lulusan Kyushu University, dan, Dr. Eng. Kusumaningdyah N. H. S. T., M. T Kepala PSJ LPPM UNS lulusan Kyushu University. Saat memaparkan visi-misi PSJ LPPM UNS, rombongan UEC Jepang tampak serius mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh Dr. Eng. Kusumaningdyah. Selain pemaparan visi-misi, anggota peer group PSJ LPPM UNS satu persatu juga memperkenalkan diri. Sambil berbincang santai dengan penuh keakraban, anggota peer group PSJ LPPM UNS membagikan pengalaman mereka saat menempuh bangku kuliah di Negeri Sakura tersebut. Melalui kesempatan tersebut, Dr. Eng. Kusumaningdyah mengatakan kepada psj.lppm.uns.ac.id bahwa besar harapannya agar hubungan antara PSJ LPPM UNS dengan UEC Jepang dapat menjadi wadah pertukaran budaya dan pertukaran informasi diantara kedua belah pihak mengenai exchange maupun beasiswa. “Adanya PSJ LPPM UNS dengan UEC adalah sebagai wadah pertukaran budaya dan sharing informasi kedua belah pihak diantaranya informasi kesempatan exchange maupun beasiswa. (yef)