PSJ UNS-Pusat Studi Jepang (PSJ) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bersama Program Studi (Prodi) Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) dan Urban Rural Design and Conservation Laboratory (URDC Labo) UNS mengadakan kegiatan workshop. Kegiatan bertajuk “Adaptive Reuse Project in Japan, Study Case of Kiki Kita-Senju Tokyo” ini berlangsung di Aula Gedung H.B. Sutopo FSRD UNS pada Senin (12/6/2023). Narasumber yang dihadirkan yaitu Masataro Takagi yang merupakan asisten profesor di Design Science Chiba University, Jepang. Selain itu, Ia juga merupakan praktisi dalam desain dengan approach adaptive reuse di Jepang. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala PSJ UNS, Dr. Eng. Kusumaningdyah N.H. S.T., M.T. dan peergroup PSJ UNS, Pandu Purwandaru, S.Ds., M.Ds., Ph.D. Dalam workshop ini Takagi sensei menjelaskan adaptive reuse baik secara universal di Jepang dan juga contoh kasus yang spesifik, yaitu proyeknya yang Bernama Kiki yang berlokasi di Kita-Senju Tokyo. Melalui pendekatan tersebut, Takagi sensei ‘menyulap’ rumah tua yang sudah tidak memiliki fungsi menjadi suatu hub bagi anak muda untuk mengenal teh tradisional Jepang. Pemilik dan desainer dari Kiki Kita-Senju, Tokyo tersebut juga membahas pengalaman dalam mendesain kafe dengan memanfaatkan bangunan eksisting tradisional Jepang melalui pendekatan adaptive reuse. Dalam membuat kegiatan kafe tersebut menjadi hidup, Takagi sensei juga membahas program-program apa saja yang ditawarkan berbasis potensi budaya yang ada di Jepang. Puluhan peserta dari FSRD UNS dan Prodi Arsitektur Fakultas Teknik (FT) UNS sangat antusias mengikuti workshop tersebut. Dengan adanya workshop ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan bagi mahasiswa untuk lebih mengembangkan kreativitasnya khususnya di bidang arsitektur dan interior.
Gandeng URDC Labo, Prodi Arsitektur, dan University of Vienna, PSJ UNS Adakan Workshop Japanese Traditional Paper-washi
PSJ UNS-Pusat Studi Jepang (PSJ) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan workshop dengan tema ‘Japanese Traditional Paper-washi and Its Culture’. Kegiatan ini bekerja sama dengan Urban Rudal Design and Conservation (URDC Labo) UNS, Prodi Arsitektur Fakultas Teknik (FT) UNS, dan University of Vienna, Austria. Dalam kegiatan yang berlangsung di UNS Inn pada Senin (22/5/2023), pemateri yang dihadirkan yaitu Mika Utsugi, mahasiswa University of Vienna, Mika Utsugi. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya tradisional Jepang yang mulai ditinggalkan, yakni paper-washi tradisional yang biasa digunakan untuk membuat kreasi origami. Acara dibuka langsung oleh Ketua PSJ UNS, Dr. Eng. Kusumaningdyah N.H., S.T., M.T. Peserta kegiatan ini merupakan mahasiswa dan dosen UNS yang berasal dari berbagai program studi. Sebanyak 23 peserta tersebut antusias mengikuti kegiatan workshop sampai selesai. Dalam kegiatan ini, peserta diajarkan membuat 5 jenis origami, yaitu paper crane, decorative paper box, ribbon, kabuto-decorative samurai helmet, dan paper balloon. Peserta disediakan kertas origami dari panitia dan paper-washi asli dari Jepang. Mika Utsugi aktif memberikan tutorial dan mempraktikkan cara membuat origami. Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan dapat mengaplikasikan kreasi origami dengan jenis-jenis lain dan motif kertas yang berbeda di lain kesempatan. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kreatifitas peserta dan membangun serta memperkuat relasi antara mahasiswa Indonesia dan Jepang. Kegiatan ditutup dengan foto bersama dan penutupan yang disampaikan oleh Dr. Eng. Kusumaningdyah N.H., S.T., M.T. Dengan adanya proses pertukaran budaya ini, mahasiswa UNS diharapkan mendapat ilmu-ilmu baru yang menarik dan bermanfaat dalam menempuh studi. Reporter: Bayu Prasetya
PSJ UNS Gandeng URDC Labo dan Kyushu University Adakan Advokasi Lingkungan Sehat dan Penghijauan di Kampung Metal
PSJ UNS-Pusat Studi Jepang (PSJ) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bersama Urban-Rural Design and Conservation Laboratory (URDC Labo) Arsitektur UNS dan Kyushu University, Jepang mengadakan advokasi lingkungan sehat dan penghijauan. Kegiatan tersebut berlangsung di Kampung Metal Mojo RW 01, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Sebelumnya, PSJ UNS bersama URDC Labo telah melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kampung Metal pada awal 2020. Saat itu, masyarakat setempat masih bermukim di kawasan RISHA Mojo. Kemudian, kegiatan ini masih berlanjut secara berkesinambungan hingga saat ini. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala PSJ UNS yang sekaligus Kepala URDC Labo UNS, Dr. Eng. Kusumaningdyah N.H. S.T., M.T. dan Prof. Aya Hagishima dari Kyushu University, Jepang. Materi dalam workshop yang berlangsung selama dua kali pada 9 dan 16 April 2023 ini yaitu Grace Angelica Nadapdap dari Arsitektur FT UNS. Dalam materinya, Grace menyampaikan bahwa lingkungan dan rumah yang sehat terpenuhi jika kondisi udara, air, dan tanahnya bersih serta terbebas dari pencemaran dan polusi. “Rumah yang sehat itu penting karena berfungsi untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan penghuninya. Beberapa manfaatnya antara lain menurunkan stres, mencegah penyebaran penyakit, mencegah berkumpulnya tikus dan serangga, mengurangi risiko alergi dan kambuhnya alergi, dan memberikan rasa nyaman,” jelasnya. Lebih lanjut, Ia menjelaskan beberapa cara untuk menjaga rumah yang sehat. Beberapa di antaranya yaitu dengan membersihkan tempat tidur, baju, dapur, dan lainnya setelah digunakan; membuat jadwal membersihkan rumah menyeluruh; hindari adanya genangan air di rumah dan sekitar; mengosongkan tempat sampah secara rutin; dan membuang sampah pada tempatnya dan melakukan pemilahan sampah sesuai jenisnya. “Selain itu juga dengan melakukan kegiatan kerja bakti dan rajin menanam tanaman. Lalu, mengolah tanah, mengolah limbah, melakukan reboisasi, dan memerangi penyakit. Kemudian, mulai dari lingkungan rumah dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah serta mendaur ulang sampah dan membuat pupuk kompos dari sisa-sisa makanan atau dedaunan,” tambahnya. Melalui kegiatan ini diharapkan menumbuhkan kesadaran masyarakat setempat untuk terus menjaga kebersihan lingkungan dan rumah.
Adakan Kuliah Tamu, PSJ UNS Hadirkan Dosen dari Kyushu University
PSJ UNS-Pusat Studi Jepang (PSJ) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bersama Urban Rural Design and Conservation (URDC Labo) Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik (FT) UNS mengadakan kuliah tamu, Selasa (7/3/2023). Kegiatan yang digelar dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-47 UNS ini merupakan kerja sama dengan Interdisciplinary Graduate School of Engineering Science (IGSES) Kyushu University, Jepang. Narasumber yang dihadirkan yaitu Prof. Dr. Eng. Aya Hagishima dari IGSES Kyushu University. Dalam materinya, Prof. Aya menyampaikan materi mengenai ‘Towards Realizing Carbon Neutral Buildings Recent Policy Implementation and Research Progress in Japan’. “Di Jepang, ada bangunan tradisional berkonsep rumah kayu, yaitu Todai-ji Temple di Nara. Strukturnya terbuat dari kayu semua dan memiliki lantai yang berada di atas tanah,” jelasnya. Ia menjelaskan bahwa model rumah atau bangunan seperti itu dapat menjaga kelembapan ruangan. Jika udara sedang dingin, kayu dapat membengkak sehingga mencegah kelembapan masuk ke ruangan. Sementara, saat udara di luar sedang panas, kayu dapat mengerut sehingga angin dapat masuk ke dalam ruangan. “Namun, saat ini di Jepang, setiap rumah pasti memiliki banyak peralatan listrik yang mengonsumsi energi, seperti microwave dan AC. Terjadi peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya, tapi saat ini masyarakat sudah mulai paham tentang konsep zero energy house. Mereka mulai memasang panel surya di atap-atap rumah mereka,” imbuhnya. Sebagai negara penghasil emisi CO2 terbanyak ke-5 di dunia, Jepang juga berkomitmen untuk meminimalkan greenhouse gas (GHG). Sebanyak 85% emisi di Jepang dihasilkan oleh emisi CO2 dan sebanyak 31,8% emisi CO2 tersebut berasal dari sektor bangunan, baik domestik maupun bisnis. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya dalam mereduksi emisi tersebut, salah satunya melalui zero energy house. “Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memodulasi udara panas dalam ruangan melalui desain arsitektur. Bisa dilakukan dengan membuat ventilasi di setiap ruangan agar udara dapat dikendalikan, misal saat musim panas, udara panas dapat keluar dengan lancar. Sementara, saat musim dingin, ruangan dapat menahan suhu hangat di dalamnya,” tambahnya.
PSJ UNS Adakan Kuliah Tamu ‘Design Culture Class Series: Go Out Into the Field and Learn Life’
PSJ UNS-Kuliah tamu bertajuk Design Culture Class Series: Go Out Into the Field and Learn Life yang menghadirkan dosen Laboratorium Design Culture Chiba University, Aoki Hironobu, Ph.D. sukses digelar. Kegiatan tersebut merupakan prakarsa atas kerja sama antara Pusat Studi Jepang (PSJ) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Urban Rural Design & Conservation (URDC) Labo Arsitektur Fakultas Teknik (FT) UNS dengan Chiba University, Jepang. Kuliah tamu yang berlangsung pada Senin (22/2/2023) ini diikuti oleh puluhan mahasiswa Prodi Arsitektur Fakultas Teknik (FT) dan Prodi Desain Interior FSRD UNS. Turut hadir dan sekaligus membuka acara, Kepala Prodi Desain Interior, Ambar Mulyono, S.Sn., M.T., Ph.D. yang juga merupakan alumnus Chiba University, Jepang. Dalam materinya, Aoki Hironobu, Ph.D. menyampaikan mengenai proses desain yang muncul dari sebuah budaya di Jepang. Desain tersebut akan berkelanjutan sehingga memunculkan sebuah kekayaan baru. “Terdapat tiga tahapan, pertama yaitu mencari dan menemukan kekayaan yang ada di masyarakat untuk diolah menjadi desain dan dikembalikan lagi ke masyarakat lokal tersebut. Hal ini dilakukan melalui survei lapangan dan wawancara. Melalui proses ini, dapat mengaktivasi kembali kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat,” jelasnya. Lebih lanjut, Ia menyampaikan bahwa pengumpulan gambar menjadi salah satu hal yang penting dalam proses ini karena masyarakat lokal akan lebih antusias dalam menceritakan peristiwa melalui foto atau gambar. Gambar atau foto tersebut dapat berfungsi sebagai media dalam membantu mereka mengingat memori lama yang sudah agak sedikit lupa. Selain itu, para penyurvei juga harus mencari tahu legenda-legenda lokal benda-benda khas yang kerap digunakan dalam budaya setempat. Informasi-informasi tersbeut dihimpun dalam sebuah catatan kecil, hal ini dilakukan oleh para penyurvei yang mayoritas mahasiswa Aoki Hironobu, Ph.D. “Setelah mendapat seluruh informasi, lalu dituangkan menjadi sebuah desain yang merepresentasikan kekayaan budaya setempat tersebut. Lalu, desainnya diaplikasikan ke contoh-contoh produk tertentu. Sebagai seorang pembuat desain, tidak hanya terbatas pada mendesain banyak hal, tetapi bagaimana agar dapat memanfaatkan informasi-informasi yang telah diperoleh menjadi sebuah desain,” paparnya. Lebih lanjut, Ia juga membagikan pengalamannya dalam meneliti dan mengobservasi artefak sejarah di Chiba, Jepang. Aoki Hironobu, Ph.D. khawatir terhadap hilangnya struktur sejarang yang ada di sana yang diakibatkan oleh penuaan artefak, bencana alam, pencurian, dan vandalisme. “Sebagai pencegahan, kami menggunakan Handy Type 3D Scanner dan Photogrammetery untuk menjaga kelestarian dari objek bersejarah. Metode ini menerapkan prinsip Structure for Motion (SfM) dengan meletakkan benda dan mengambil beberapa data foto dari beberapa sudut pandang. Hal ini menarik karena prosesnya tidak hanya mengambil data 3D, tetapi terbentuknya komunikasi antara warga dan pendesain, itulah makna sebenarnya dari proses desain ini,” imbuhnya. Usai pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi tanya jawab. Antusiasme mahasiswa terlihat dari banyaknya peserta yang bertanya mengenai materi yang disampaikan. Reporter: Bayu Prasetya
Pusat Studi Jepang Bekerja Sama dengan HMA Prodi Arsitektur UNS Mengadakan Webinar Online Bertajuk “Serba Serbi Menjadi Arsitek di Jepang”
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Kegiatan Virtual Talk Series merupkan agenda diskusi bulanan yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Jepang Universitas Sebelas Maret (PSJ UNS). Kali ini berkegiatan bersama Progam Studi Arsitektur Fakultas Teknik UNS, Research Group Urban Rural Design and Conservation (URDC Labo) dan Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA) UNS mengadakan webinar online bertajuk ‘Serba-serbi Menjadi Arsitek di Jepang’. Kegiatan ini juga menggandeng ikatan profesi yaitu Arsitek Indonesia (IAI) Surakarta. Webinar ini diselenggarakan melalui zoom meeting dan ditayangkan pada saluran You tube Fakultas Teknik UNS, 25/6/22. Pada kegiatan ini merupakan sharing pengalaman terkait bagaimana mempersiapkan diri bekerja di Jepang sebagai seorang Arsitek. Salah satu narasumber merupakan alumni Program Studi Arsitektur UNS, Naya Marsatyasti, S.T., M.Eng yang juga merupkan alumni S-2 Tokyo Institute of Technology, Japan. Narasumber kedua yaitu Tika Laras Kusuma, ST., M.Eng. Tika merupakan alumni S-1 Arsitektur Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan juga merupakan alumni S-2 di Osaka University. Kegiatan dihadiri sebanyak 100 peserta dari berbagai kalangan serta acara dibuka oleh sambutan Ketua IAI Kota Surakarta, Bapak Ar. Yunanto Nugroho, IAI. Pada kesempatan ini Yunanto mengemukakan pentingnya untuk melihat pengalaman berkarya arsitek yang bekerja secara professional di Jepang serta dukungan IAI Kota Surakarta untuk acara yang bisa memberikan wawasan atas etos kerja professional sebagai arsitek yang bisa didapatkan dari pengalaman bekerja sebagai Arsitek Profesional di Jepang. Selanjutnya sambutan dilakukan oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA) Prodi Arsitektur UNS yang diwakili oleh Satrio Aulia Firdaus (2020). Satrio mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memberi pengetahuan bagi rekan mahasiswa dan penyemangat untuk bisa memiliki mimpi melanjutkan sekolah dan bekerja di Jepang. Terakhir sambutan dilakukan oleh perwakilan dari PSJ UNS, Ibu Elisa Herawatim S,Si., M.Eng., Ph.D merupakan sekretaris PSJ UNS, dosen Prodi Biologi FMIPA UNS sekaligus alumni Osaka Univesity, Japan. Ibu Elisa menyampaikan terkait profile PSJ UNS serta harapannya agar kegiatan ini bisa memberi banyak kebermanfaatan belajar dari kultur budaya di Jepang yang berbeda dengan kultur bekerja di Indonesia. Pada pemateri pertama, Naya banyak menyampaikan hal terkait pengalaman studi dan bekerjanya selama di Jepang. Naya menyampaikan hal-hal terkait dengan persiapan untuk bekerja sebagai arsitek di Jepang. Sebelumnya, Naya menyelesaikan studi arsitektur untuk jenjang S-1 dari Arsitektur UNS yang kemudian melanjutkan studi S-2 di Tokyo Institute of Technology, Japan Naya juga menyampaikan bahwa hal-hal yang perlu disiapkan ketika akan menjadi arsitektur di Jepang diantaranya yaitu mempersiapkan CV yang telah disesuaikan dengan format CV dari perusahaan yang bersangkutan dan portofolio. Naya menjelaskan bahwa portofolio yang diperlukan di perusahaan Jepang sedikit berbeda, cukup singkat saja tetapi dapat menjelaskan semua point penting dengan ruang yang minim. Hal yang paling penting yaitu perlu disiapkan pula penguasaan bahasa asing yaitu bahasa Jepang yang utama serta bahasa Inggris sebagai point plus. Kemudian, perlu juga menentukan tujuan perusahaan, perusahaan yang dituju bertipe bagaimana. Serta terakhir, job hunting dengan submit CV dan portofolio ke perusahaan yang diinginkan. Selain penyampaian materi terkait persiapan untuk berkarir sebagai arsitek di Jepang, Naya juga berbagi pengalamannya selama ia bekerja di beberapa perusahaan arsitek di Jepang. Dilanjut dengan sesi berikutnya, sesi materi dari narasumber kedua yaitu Tika Laras Kusuma. Tika menyampaikan bahwa untuk menjadi arsitek di Jepang diperlukan diantaranya yaitu, (1) mempelajari latar belakang serta benefit tempat kerja, (2) portofolio yang lebih menonjolkan kualitas daripada kuantitas, (3) mempelajari bahasa dan budaya setempat (Jepang dan tempat kerja), (4) mempelajari local regulation serta mendapatkan sertifikasi (opsional). Untuk sertifikasi, menurut kedua narasumber, meskipun dari perusahaan tidak menanyakan hal tersebut, tetapi akan lebih baik untuk mendapatkan sertifikasi. “Hal-hal yang paling penting untuk bisa enjoy kerja di Jepang itu mental, pengetahuan, toleransi, dan effort. Itu penting banget. Paling penting just be yourself. Walaupun in my peace tapi tetap melihat dan belajar.” Ujar Tika diujung pemaparannya. “Menjadi arsitek di Jepang itu tidak hanya dikelilingi objek arsitektur yang indah dan bagus, arsitek yang terkenal, tapi juga ada dunia arsitek lain yang menarik untuk digali. Mental kuat diperlukan banget. Tetap dikelilingi orang-orang terdekat atau bersilaturahmi sama orang Indonesia di Jepang juga perlu,” pungkas Naya di penghujung acara. Acara ini diakhiri dengan sesi penyerahan sertifikat pembicara sebagai bentuk kenang-kenangan, kemudian dilanjut dengan sesi foto bersama. Semoga adannya acara sharing ini dapat menambah pandangan baru dan bermanfaat untuk mahasiswa dan khalayak professional khususnya di bidang professional sebagai seorang Arsitektur. (ain)
Kelompok KKN 195 UNS Gelar Pelatihan Desain Kreatif
psj.lppm.uns.ac.id – Desain menjadi salah satu komoditas penting di era disrupsi digital ini. Sebabnya, penggunaan desain tidak saja dibutuhkan untuk pembuatan poster atau spanduk, namun juga dibutuhkan untuk mempercantik tampilan feeds Instagram dan thumbnail video Youtube. Untuk menjawab kebutuhan akan pentingnya kemampuan desain di masa kini, kelompok 195 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang ditempatkan di Dukuh Tegalsari, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, menggelar pelatihan desain grafis bagi pemuda/ pemudi di wilayah tersebut. Pelatihan desain kreatif yang digelar oleh kelompok 195 KKN UNS, dilakukan selama dua hari. Pada hari pertama di tanggal 24 Agustus 2021, kelompok 195 KKN UNS mengundang Risma Rusniati sebagai pembicara. Selama memberikan pelatihan, Risma Rusniati membekali pemuda/ pemudi di Dukuh Tegalsari dengan materi mengenai layout, pemilihan dan kombinasi warna, jenis-jenis font atau typography, teknik pemilihan huruf, dan lain-lain. Kemudian, pada pelatihan kedua yang digelar di tanggal 31 Agustus2021, kelompok 195 KKN UNS mengundang seorang freelancer photographer, content creator dan graphic designer bernama Tissa Florika untuk mengajari pemuda/ pemudi di di Dukuh Tegalsari, soal ilustration dan doodle art yang dapat diaplikasikan secara luring. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kelompok 195 KKN UNS Dr. Eng. Nurul Kusumaningdyah mengatakan, pelatihan desain kreatif bagi pemuda/ pemudi di wilayah KKN-nya sangatlah penting. Sebab, di era yang serba digital ini, generasi muda dituntut untuk dapat berpikir kreatif, inovatif, dan adaptif. “Supaya tidak menjadi tertinggal terhadap perkembangan teknologi. Pada masa sekarang seseorang mempunyai kemampuan dan keterampilan desain merupakan sesuatu hal yang memiliki nilai lebih,” ujar Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani. Ia menambahkan, untuk meningkatkan kemampuan pemuda/ pemudi di Dukuh Tegalsari agar dapat mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat dari pelatihan desain kreatif, kelompok KKN yang ia bimbing mendorong peserta pelatihan untuk mengaplikasikan materi yang didapat dari pelatihan dalam perlombaan. “Kemudian, pada pelatihan yang kedua, kelompok 195 KKN UNS bersama beberapa pemuda/ pemudi setempat mengaplikasikan kelas desain membuat mural doodle art edukasi Covid-19 di dinding. Tujuannya, agar mereka dapat mengaplikasikan dua ilmu terapan sekaligus selama pelatihan desain.” “Pemuda/ pemudi Dukuh Tegalsari, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten sangat antusias dalam mengikuti pelatihan desain. Setelah pelaksanaan kegiatan tersebut, kemudian terdapat perlombaan pembuatan poster dengan tema edukasi Covid-19,” kata Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani yang juga merupakan Kepala Pusat Studi Jepang (PSJ) LPPM UNS ini. dapun, Kelompok 195 KKN UNS terdiri dari Nugraheni Ramadhona dari Prodi S-1 Pendidikan Ekonomi, Muhammad Arsya Dika Maulana dari Prodi S-1 Ilmu Tanah, Ramadhina Nurdianti dari Prodi S-1 Ilmu Tanah, Firzatulloh Irhab Kautsar dari Prodi S-1 Ilmu Hukum, Prananda Adi Dermawan dari Prodi S-1 Manajemen, Angga Zulaiha Nur Hanisa dari Prodi S-1 Manajemen Transfer, Naufal Ady Pradana dari Prodi S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Risma Rusniati dari Prodi S-1 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Maria Imaculata Sindi Prastiwi dari Prodi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Aulia Rahmawati dari Prodi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Mereka menjalani KKN di Dukuh Tegalsari, Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten mulai dari tanggal 1 Agustus hingga 6 September 2021
Mau Studi Lanjut ke Jepang? Yuk, Simak Kisah Perjuangan Alumnus UNS Lolos Beasiswa Monbukagakusho
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Jepang merupakan negara primadona bagi banyak pelajar dan lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri, termasuk bagi Arikasuci Fitonna Ridassepri yang merupakan Alumnus Program Studi (Prodi) S-2 Kimia Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Arikasuci -sapaan akrabnya- berhasil lolos sebagai penerima beasiswa Monbukagakusho atau MEXT. Adapun, beasiswa Monbukagakusho berasal dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Jepang yang diperuntukkan bagi pelajar atau lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang ingin berkuliah di Negeri Sakura. Melalui beasiswa tersebut, ia berhasil menjadi research student pada program doctoral degree di Department of Engineering Science University of Electro-Communications (UEC), Tokyo. UEC merupakan mitra perguruan tinggi yang sudah menandatangai Memorandum of Understanding (MoU) dengan UNS pada 9 Januari 2020 silam. Saat dihubungi melalui pesan singkat oleh psj.lppm.uns.ac.id, Arikasuci menceritakan ihwal keinginannya melanjutkan studi di Negeri Sakura. Ia mengatakan, sudah pernah mengunjungi Jepang pada bulan Oktober 2019 lalu melalui program Sakura Science yang diadakan oleh Japan Student Services Organization (JASSO). Lewat pengalamannya itu, ia menilai suasana di Jepang sangat bersih dan segar. Belum lagi, ditambah dengan kepribadian masyarakat Jepang yang dikenal disiplin dan tertib. Arikasuci menambahkan, masyarakat Jepang juga ramah terhadap orang asing walau mereka memiliki keterbatasan dalam berbahasa asing. Ia menceritakan, masyarakat Jepang juga membantunya ketika kesulitan menemukan restoran Muslim atau mencari jalan menuju hotel tempatnya menginap. “Saya pikir tinggal di Jepang akan membantu saya mengembangkan kepribadian yang lebih baik sebagai bekal saya dalam berkarir kelak dikemudian hari,” ujarnya. Ia menerangkan, kebetulan penelitian untuk tesisnya saat masih menempuh studi di Sekolah Pascasarjana UNS di bawah bimbingan Dr. Fitria Rahmawati merupakan Joint Research Project dari Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) dari tahun 2018-2021. Tema yang diusung dalam penelitiannya adalah interdisciplinary science, dengan melibatkan dosen dari Fakultas Teknik (FT) UNS, yaitu Dr. Budi Kristiawan yang merupakan Direktur Branch Office UEC di Pascasarjana UNS. Mulai dari situlah, Dr. Budi Kristiawan selalu memberikan informasi kepada Arikasuci soal UEC yang merupakan mitra perguruan tinggi UNS di Tokyo, Jepang. “Pada saat riset di JSPS, saya diberikan kesempatan berharga untuk mengikuti program Sakura Science. Sejak saat itu, saya tahu mengenai informasi beasiswa tersebut dan tertarik untuk belajar di Jepang. Saya juga mengikuti webinar UEC EDU Fest 2021 yang diselenggarakan oleh UEC Office pada bulan Maret 2021,” lanjutnya. Lebih lanjut, ia menjelaskan, ada banyak berkas yang harus dipersiapkan untuk dapat mendaftar pada beasiswa Monbukagakusho, seperti formulir pendaftaran, abstrak tugas akhir dalam bahasa Inggris, transkrip nilai, ijazah, proposal penelitian, surat rekomendasi dari pihak universitas, baik dari pembimbing, dekan, atau rektor sesuai kebutuhan, rekomendasi dari calon pembimbing di Jepang, sertifikat TOEFL, dan pasfoto formal. Ia mengutarakan, usai berkas dikumpulkan masih ada sejumlah tahapan seleksi yang harus dilalui. Seperti, seleksi administratif yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara dengan calon pembimbing dan wawancara formal dengan pihak universitas dan kemahasiswaan. “Beasiswa Monbukagakusho sendiri terdiri dari dua jalur masuk, yaitu melalui Kedubes Jepang dan jalur U to U atau universitas dengan universitas. Kebetulan saya sudah pernah mendaftar keduanya,” terang Arikasuci. “Perlu juga mencari kampus yang ingin dituju beserta calon pembimbing, membuat proposal penelitian yang ringkas, jelas, serta memiliki new finding atau keterbaruan, mempersiapkan surat rekomendasi, publikasi internasional, dan target kelulusan yang dalam artian dapat mengusahakan sudah lulus/ sidang saat mendaftar beasiswa Monbukagakusho,” sambungnya. Saat ditanya mengenai mimpinya usai dinyatakan lolos beasiswa Monbukagakusho dan rencana kariernya kelak, Arikasuci bercita-cita menjadi dosen dan ingin melakukan kolaborasi riset antara Indonesia dengan Jepang yang dapat menghasilkan kolaborasi penelitian internasional. “Harapan saya masuk program itu dapat memperluas dan memperdalam ilmu saya di bidang tersebut,” katanya Arikasuci berpesan agar mahasiswa UNS yang ingin mendapatkan beasiswa ke luar negeri agar secara aktif mencari informasi seputar negara dan kampus yang ingin dituju. Tidak hanya itu, ia mengingatkan agar mahasiswa UNS juga mencari informasi soal profesor atau dosen pembimbing melalui situs resmi kampus yang ingin dituju atau melihat paper. Caranya dapat dilakukan dengan melihat situs Scopus. “Perlu aktif menjalin komunikasi atau berkonsultasi dengan calon dosen pembimbing, konsultasikan proposal penelitian jika ada dengan calon dosen pembimbing, serta yang tidak kalah penting berkonsultasi mengenai persyaratan yang dibutuhkan dengan dosen pendamping di UNS, bisa dengan pembimbing tugas akhir atau pembimbing akademik,” pungkasnya. (yef)
Gunakan Metode Machizukuri, PSJ-URDC FT UNS Rekomendasikan Pengembangan Rumah di Kampung “Metal”
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bekerja sama dengan Laboratorium URDC Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Arkom Solo mengadakan diseminasi seminar, Minggu (4/7/2021), bertempat di Kampung Mepet Tanggung (Metal), RW 001, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakata Diseminasi seminar tersebut digelar dengan menggunakan metode Metode Machizukuri. Kepala PSJ UNS Dr. Eng. Kusumaningdyah menyampaikan, kegiatan merekomendasikan pengembangan rumah sehat di Kampung Metal telah berlangsung sejak bulan Februari-Juli 2021. Adapun, metode Machizukuri, menurut Profesor Masato Kamawamukai, adalah upaya menggabungkan aktivitas membangun dengan proses berbasis masyarakat yang bertujuan untuk memperbaiki lingkungan setempat. Acara yang digelar secara luring dan daring ini dihadiri peserta yang terdiri dari 5 orang warga dan perwakilan Arkom Solo, PSJ UNS. Sedangkan, pada kegiatan secara daring dihadiri mahasiswa Prodi Arsitektur FT UNS dan beberapa dosen yang tergabung dalam Research Group (RG) Laboratorium URDC FT UNS. “Dalam metode Machizukuri penting melibatkan banyak aktor. Selain melibatkan mahasiswa di mata kuliah Kampung Kota–Prodi Arsitektur FT UNS, anggota RG Laboratorium URDC FT UNS, juga melibatkan Arkom Solo. Arkom Solo merupakan jaringan dari Yayasan Arkom Indonesia (YAI) yang bergerak dalam pengorganisasian komunitas melalui ilmu/ bidang arsitektur,” terang Dr. Eng. Kusumaningdyah. Nantinya, kegiatan yang digelar mengacu pada berbagai tindakan yang melibatkan penduduk lokal dan pemerintah daerah yang bekerja sama untuk membuat tempat tinggal dan bekerja lebih layak huni. Ia menambahkan, PSJ UNS-Laboratorium URDC FT UNS dibantu oleh Arkom Solo dalam proses pelibatan warga. Sebabnya, Arkom Solo telah lama menjalin hubungan kerja sama dengan warga Kampung Metal. Dalam prosesnya kerja sama dengan Arkom Solo, prosesnya berjalan menjadi sangat signfikan. Arkom Solo sebagai fasilitator penghubung antara akademikus dan warga, dapat menjambatani dan memfasilitasi proses komunikasi ini walau mahasiswa tidak dapat langsung berada di lapangan akibat dari pandemi Covid-19. “Pelibatan warga dilakukan dengan mengadakan beberapa kali FGD. FGD pertama 5 Mei kemarin, bertujuan untuk menggali data apa yang menjadi kebutuhan warga untuk dan aktifias apa saja yang akan terwadahi baik di dalam maupun di luar ruangan. Sedangkan FGD kali ke-2 4 Juni lalu, bertujuan untuk memberikan rekomendasi desain pengembangan rumah sehat Kampung Metal,” terangnya. Selama proses pemberian rekomendasi rumah sehat Kampung Metal, PSJ UNS, Laboratorium URDC FT UNS, bersama Arkom Solo menerjunkan tim desain guna melakukan explorasi rekomendasi desain baik pada ruang luar dan ruang interior unit hunian. Selanjutnya, terpilih 4 rumah dari warga untuk dijadikan percontohan pengembangan desain, yaitu atas nama Pak Jono, Pak Eko, Pak Agus, dan Ibu Rini. Dalam kriteria rumah sehat ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi. Seperti, memiliki kecukupan pencahayaan dan penghawaan dan memaksimalkan ruang interior yang menyesuaikan desain peruangan dan disesuaikan juga dengan mata pencarian si pemilik rumah. “Salah satunya ibu Rini memiliki mata pencarian sebagai penjual hijab, membutuhkan ruang yang lapang (los) untuk bekerja, sehingga interior didesain dibuat lebih adaptif. Pada jam kerja produksti ruang berfungsi sebagai area bekerja di malam hari ruangan berfungsi sebagai ruang tidu,” tambah Dr. Eng. Kusumaningdyah. (yef)
Lebih Dekat dengan UEC Jepang, Mitra PSJ UNS yang Punya Kampus Ciamik
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar [UNS] UEC Edu Fest 2021, melalui Zoom Cloud Meeting, Sabtu (13/3/2021) pagi. Tujuannya, untuk memperkenalkan seluk beluk perkuliahan, fasilitas, dan profil UEC Jepang kepada Sivitas Akademika UNS dan masyarakat luas. Acara ini dapat terselenggara sebagai salah satu bentuk kerja sama yang telah ditandatangani UEC Jepang dengan UNS pada 9 Januari 2020 silam. [UNS] UEC Edu Fest 2021 dihadiri oleh perwakilan masing-masing perguruan tinggi. Dalam hal ini, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Bisnis, dan Informasi, Prof. Sajidan hadir dengan didampingi Head of UEC Office-UNS Indonesia, Dr. Budi Kristiawan dan Kepala Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, Dr. Eng. Kusumaningdyah. Sedangkan, dari UEC Jepang dihadiri oleh Director of the Center for International Programs and Exchange, Prof. Dr. Shinichi Watanabe, Member of the Board of Directors for Education and International Strategy, Prof. Dr. Kohji Abe, dan Department of Mechanical and Intelligent Systems Engineering, Assoc. Prof. Dr. Koji Enoki. Dalam sambutannya, Prof. Sajidan menyampaikan sejumlah rencana yang dapat dilakukan antara UNS dan UEC Jepang, seperti soal kegiatan penelitian dan inovasi. “Ada beberapa kemungkinan kolaborasi yang dapat dilakukan dalam waktu dekat. Bisa menggelar kegiatan keilmiahan skala internasional bersama untuk menyebarluaskan hasil penelitian dan inovasi serta memperluas kerja sama ke bidang yang lebih luas, tidak hanya pada energi terbarukan dan teknik mesin,” ujar Prof. Sajidan. Selanjutnya, Director of the Center for International Programs and Exchange UEC Jepang, Prof. Dr. Shinichi Watanabe, pada sesi perkenalan kampus, memaparkan materinya berjudul “UEC at Glance”. Ia mengatakan kawasan UEC Jepang dikelilingi oleh rimbunnya barisan pepohonan. Selain itu, ada beberapa cara untuk mengakses UEC. Salah satunya dengan menumpangi kereta api yang memakan waktu 15 menit dari pusat kota Tokyo. “Bisa dengan jalan kaki dari stasiun Chofu. Ketiga, bisa dari Bandara Haneda dan bisa juga dari Bandara Narita,” terang Prof. Dr. Shinichi Watanabe. Ia menjelaskan UEC Jepang memiliki beberapa bidang penelitian, seperti, informatika, komputer, rekayasa jaringan, teknik mesin, intelligent systems, dan engineering science. “Kami UEC Jepang punya visi untuk menjdi perguruan tinggi yang mendunia. Dan, kami punya beberapa hasil riset, seperti snake robots, cryptographic control technology, dan optical frequency comb,” tambahnya. Menyambung pemaparan materi dari Prof. Dr. Shinichi Watanabe, Assoc. Prof. Dr. Koji Enoki yang pada tahun 2018 lalu pernah mengajar di UNS, juga membagikan pengalamannya saat berada di Indonesia dalam acara ini. Melalui materinya berjudul “Good Collaborative Studies Developed from Our Close Relationship by Both Official and Private Activities”, ia menceritakan ihwal pertemuannya dengan Wakil Rektor bidang Akademik UNS periode 2014-2018, Prof. Sutarno. “Saya berada di Indonesia pada tahun 2018 selama dua minggu. Saya sempat bertemu dengan Wakil Rektor UNS untuk memperkenalkan diri dan membicarakan kolaborasi studi di masa depan,” tutur Assoc. Prof. Dr. Koji Enoki. Ia mengatakan dalam kunjungan pertamanya ke Indonesia, ia sempat menjadi pembicara dalam salah satu konferensi internasional, yaitu ICIMECE dan berdiskusi tentang kolaborasi penelitian dengan mahasiswa UNS. Dalam kesempatan terpisah, Kepala PSJ UNS, Dr. Eng. Kusumaningdyah mengatakan, UEC Jepang dapat dilirik menjadi salah satu kampus idaman untuk studi lanjut di Jepang karena lokasinya yang strategis. “The University of Electro-Communication sangat tepat dan nyaman untuk dijadikan tempat menimba ilmu karena terhindar dari bising dan sesaknya pusat,” ucapnya. Alasannya, karena UEC Jepang memiliki tujuh disiplin ilmu pada bidang teknologi modern. Diantaranya, Department of Information and Communication Engineering, Department of Computer Science, dan Department of Electronic Engineering. (yef)