PSJ UNS-Pusat Studi Jepang (PSJ) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bersama Urban Rural Design and Conservation (URDC Labo) Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik (FT) UNS mengadakan kuliah tamu, Selasa (7/3/2023). Kegiatan yang digelar dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-47 UNS ini merupakan kerja sama dengan Interdisciplinary Graduate School of Engineering Science (IGSES) Kyushu University, Jepang.

Narasumber yang dihadirkan yaitu Prof. Dr. Eng. Aya Hagishima dari IGSES Kyushu University. Dalam materinya, Prof. Aya menyampaikan materi mengenai ‘Towards Realizing Carbon Neutral Buildings Recent Policy Implementation and Research Progress in Japan’.

“Di Jepang, ada bangunan tradisional berkonsep rumah kayu, yaitu Todai-ji Temple di Nara. Strukturnya terbuat dari kayu semua dan memiliki lantai yang berada di atas tanah,” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa model rumah atau bangunan seperti itu dapat menjaga kelembapan ruangan. Jika udara sedang dingin, kayu dapat membengkak sehingga mencegah kelembapan masuk ke ruangan. Sementara, saat udara di luar sedang panas, kayu dapat mengerut sehingga angin dapat masuk ke dalam ruangan.

“Namun, saat ini di Jepang, setiap rumah pasti memiliki banyak peralatan listrik yang mengonsumsi energi, seperti microwave dan AC. Terjadi peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya, tapi saat ini masyarakat sudah mulai paham tentang konsep zero energy house. Mereka mulai memasang panel surya di atap-atap rumah mereka,” imbuhnya.

Sebagai negara penghasil emisi CO2 terbanyak ke-5 di dunia, Jepang juga berkomitmen untuk meminimalkan greenhouse gas (GHG). Sebanyak 85% emisi di Jepang dihasilkan oleh emisi CO2 dan sebanyak 31,8% emisi CO2 tersebut berasal dari sektor bangunan, baik domestik maupun bisnis. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya dalam mereduksi emisi tersebut, salah satunya melalui zero energy house.

“Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memodulasi udara panas dalam ruangan melalui desain arsitektur. Bisa dilakukan dengan membuat ventilasi di setiap ruangan agar udara dapat dikendalikan, misal saat musim panas, udara panas dapat keluar dengan lancar. Sementara, saat musim dingin, ruangan dapat menahan suhu hangat di dalamnya,” tambahnya.