UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang dan Pusat Studi Jepang UNS mengadakan diskusi bersama alumni studi Jepang dari Indonesia. Diskusi dihadiri dengan narasumber yang memumpuni di bidangnya untuk memberikan informasi studi mereka di Jepang. Bersama Abdul Basith Fitroni alumni Universitas Okayama, Muhammad Salman Al-Farisi, dan Muhammad Izaat Nugraha Alumni Universitas Tohaku. Tidak luput pembicara dari kampus Okayama dan Tohaku menyampaikan materinya. Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui Zoom dan disiarkan langsung kanal Youtube International Office UNS. (19/02/2022).
Webinar tersebut dibuka dengan sambutan dari Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS. Beliau pula merupakan alumni Tohoku University. Dalam sambutannya Prof. Yunus menyampaikan betapa apiknya kolaborasi PPI Jepang, PSJ UNS, Persada (Ikatan Alumni Jepang) cabang Solo, dan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) yang terwujud dalam kegiatan tersebut.
”Pada akhirnya kami berharap bahwa kegiatan kolaborasi ini tidak hanya sampai disini. Namun, momentum ini adalah PINTU menuju kolaborasi yang lebih besar antara PPI Jepang, UNS, PSJ UNS, Persada (Ikatan Alumni Jepang) cabang Solo, dan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional I4 dalam hal tridarma perguruan tinggi untuk membawa dampak positif terhadap masyarakat Indonesia secara luas. Semoga kegiatan ini akan memberikan inspirasi, wawasan baru, dan memicu semangat di tengah kondisi Pandemi Covid-19 untuk tetap mengedepankan pendidikan bagi generasi muda Indonesia.” Ujar Prof. Yunus.
Kepala PSJ UNS, Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani, yang sering di sapa Rully tak luput memberikan Opening Speech. Rullymenyambut para hadirin webinar dan menyampaikan tujuan dari kegiatan Kerjasama ini, diharapkan semangat bapak/ibu yang bergabung di Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang bisa memberikan banyak inspirasi informasi akan wawasannya tentang ke-Jepangannyakepada civitias akademika Universitas Sebelas Maret.
Diskusi ini di moderatori oleh Mercy Bientri Yunindanova, M.Si., yang merupakan dosen di Fakultas Pertanian (FP). Beliau juga sedang menempuh studi S3 di Osaka University, juga menjadi anggota PPI Jepang. Mercy mengatakan bahwa kolaborasi dengan tiga institusi atau Lembaga ini merupakan salah satu momen yang special.
Dalam tuturan Abdul Basith Fitroni alumni Universitas Okayama, ia berbagi cerita perihal saat studi di Jepang hingga bekerja pula disana. Begitu pula Muhammad Salman Al-Farisi, dan Muhammad Izaat Nugraha Alumni Universitas Tohaku. Narasumber tersebut bertukar cerita perihal kehidupan berada di Jepang.
Kemudian dilanjut penuturan narasumber yang pertama, Junko Obayasa, Ph.D dari Okayama University memberikan penjelasan mengenai Okayama sebuah prefektur kota di Jepang, dengan keindahan dan hasil pertanian disana. Kemudian akses Okayama ke beberapa tempat sangatlah mudah. Universita Okayama memiliki 10 Fakultas dengan 1 Program dan 8 Graduate Schools. Okayama menerima penghargaan pertama SDGs Jepang sebagai universitas nasional tahun 2017. Selain prestasi, Okayama memiliki kerjasama di 357 universitas dalam 43 negara salah satunya Indonesia. Biaya kuliah di Okayama tidak begitu mahal dengan kebiasaan orang Jepang yang bersepeda, kita dapat menghemat biaya untuk pergi ke kampus.
Kemudian dalam diskusi selanjutnya yaitu narasumber Ying Chen dari Tohaku University. Beliau menjelaskan tentang Tohaku dengan IMAC-G sekolah pascasarja internasional teknik. Universitas Tohaku berada di Sendai, Miyagi dengan 10 Fakultas, 15 Graduate Schools, 3 Professional Graduate Schools, dan 6 Research Institutes. IMAC-G yaitu International Mechanical Aerospace Engineering Graduate Course (Master ‘s Doctoral Degree. Dalam setiap research yang dilakukan universitas Tohaku mendapatkan hasil-hasil yang dibuat. Tidak hanya teknik mesin tradisional seperti energi, lingkungan, bahan, tetapi juga multidisiplin seperti sistem fungsi baru berbasis mikro-nano teknologi pemrosesan. Konvensi energi oleh solar energi, energi hidrogen, dan lain sebagainya.
Kegiatan kolaborasi ini diharapkan terus berlanjut, karena diskusi seperti ini sangat bermanfaat untuk wawasan kita semakin meluas dan mengetahui negara Jepang dari webinar ini. (ain)