UNS, lppm.psj.uns.ac.id – Pandu Purwandaru, S.Ds., M.Ds., Ph.D., lulusan Chiba University yang merupakan anggota PSJ UNS mendapatkan penghargaan dari Good Desain Indonesia 2022 (GDI). Kolaborasi antara desainer furniture utama PT. Warisan Eurindo dari Bali, Sang Ayu Made membuat karya bersama. Karya tersebut dipublikasikan dan memperoleh rekomendasi dari Sekjen Asosiasi Desain Produk Industri Indonesia (ADPII) untuk diusulkan mengikuti Good Design Indonesia (GDI) karena dianggap potensial. Melalui saran tersebut, mereka berdua mengusulkan desain RUA untuk mengikuti kompetisi GDI. Desain yang Pandu dan Ayu yang disepakati yaitu desain stool dengan struktur kaki dari kayu jati dan cushion dari jerami padi yang diberikan nama ‘RUA’. Nama tersebut memiliki makna 2, yang maksudnya adalah kombinasi 2 material kayu dan jerami padi yang digabungkan menjadi sebuah karya stool yang harmonis antara material kayu dan jerami padi, serta dapat menjadi salah satu indentitas karya craft Indonesia yang berkarakter. “Karya ini juga terinspirasi dari filosofi wara atau jerami padi dalam Bahasa jepang, yang maknanya adalah jerami padi memiliki nilai yang sama dengan kayu secara pemanfaatan, sehingga kami mengkombinasikan 2 material yang memiliki values sama tersebut dalam tradisi Jepang” tutur Pandu. Pada awal pendaftaran terdaapt 496 karya yang diseleksi oleh 10 juri yang berlangsung pda 19 Mei 2022. lalu dalam tahap 1 penjurian tersebut diperoleh 88 karya yang masuk ketahap penjurian kedua hingga berkali-kali tahap diperoleh 62 karya. Dari karya terpilih tersebut dilakukan penjurian final untuk menentukan karya yang nantinya akan memperoleh predikat GDI 2022, hingga akhirnya RUA menjadi salah satu dari 40 karya nasional yang memperoleh penghargaan GDI 2022 tersebut. Dalam karya nya tersebut Pandu mengungkapkan tujuan karya tersebut dibuat. “Tujuannya untuk menciptakan market baru desain dengan material kayu dan jerami padi. Karena saat ini masih ada peluang sangat besar di slot tersebut. Jerami padi juga saat ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu kami menginisiasi untuk memberdayakan Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk dapat berpartisipasi dalam proses produksinya” ungkapnya. -Ain
Pusat Studi Jepang UNS Dampingi Paduan Suara Mahasiswa Voca Erudita ke kancah Internasional
UNS, lppm.psj.uns.ac.id – Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Voca Erudita UNS (VE UNS) mengikuti ajang kompetisi paduan suara tingkat internasional yaitu “4th Tokyo International Choir Competition” di Tokyo, Jepang. Sebuah kehormatan bagi Voca Erudita dapat tampil dalam Opening Concert ini bersama 2 paduan suara dari Jepang, (28/07/2022). Voca Erudita membawakan 6 lagu dengan berbagai style antara lain, Indonesia Pusaka; Besame Mucho (lagu berbahasa Spanyol); Segalariak (lagu berbahasa basque); Paris Barantai (lagu daerah Banjar, Kalimantan); Luk Luk Lumbu (Jawa Timur) dan Bungong Jeumpa (Aceh). Opening Concert ini sekaligus menjadi sarana Voca Erudita melaksanakan misi budaya dengan membawakan beberapa lagu daerah yang ditampilkan dengan koreografi khas dari daerah-daerah tersebut. Perjalanan Voca Erudita menuju kompetisi ke Jepang yaitu salah satunya menggaet PSJ UNS dalam pembekalan Bahasa Jepang nya. VE UNS mendapat kelas Kenal Budaya Jepang bersama PSJ UNS selama 4 kali pertemuan. VE UNS belajar bahasa Jepang secara dasar untuk digunakan sehari-hari dan pelafalan nya saja. Sebabnya salah satu lagu yang dikompetisikan juga berbahasa Jepang. Selain itu VE UNS juga belajar tentang budaya Jepang. Salah satu anggota VE, Rana mengatakan “Lumayan susah belajar bahasa Jepang, karena pronounce-nya sedikit berbeda dengan bahasa Indonesia, jadi perlu penyesuaian. Selain itu, kosakatanya juga tidak banyak yang serapan, jadi cukup sulit dihafal. Tapi tetep seru dan pengalaman tersendiri” “Alhamdulillah kami senang, karena sangat membantu untuk kehidupan kami disini. Seperti belajar kata sapaan, terima kasih dan lain-lain. Ketika kami bisa menggunakan bahasa Jepang, rasanya senang sekali” imbuhnya. Saat belajar bahasa Jepang yang digarap oleh Lira Anindita Utami, S.Ds., M.Phil., Ph.D lulusan Chiba University kini berprofesi Dosen FSRD UNS dan Alghiffari mahasiswa FEB UNS mendapat tanggapan menarik dari anggota VE saat belajar Bahasa Jepang bersama. Lira menyampaikan bahwa sangat senang dapat sharing pengalaman waktu di Jepang, bisa membantu hal-hal yang memang dibutuhkan, plus bisa mendengar teman-teman VE berlatih. Cukup menjadi healing moment buat Lira. Pringgo Widyo Laksono, selaku dosen yang mendampingi rombongan menyampaikan bahwa untuk TICC 2022 kali ini, Voca Erudita membawa 37 singer, 2 conductor, 1 official dan seorang dosen pendamping. Opening Concert berlangsung meriah dengan penampilan sesi 1 : Happy Melody (Jepang), disusul penampilan sesi 2: Voces Fidelis (Jepang) dan ditutup penampilan sesi 3 oleh Voca Erudita (Indonesia). Voca Erudita dibantu oleh mas Cahyo Wisnu Rubiyanto, alumni UNS yang sedang studi Doktor di Gifu University, Jepang untuk menjadi MC dalam bahasa Jepang ketika Voca Erudita tampil, sehingga arti dari setiap lagu yang dibawakan semakin tersampaikan kepada para penonton yang menyaksikan. Setelah Opening Concert selesai, Voca Erudita menerima tepuk tangan dan sorakan penonton seperti “Subarashii” yang berarti “Luar Biasa”, bahkan terdapat beberapa orang yang mengaku bahwa mereka menangis saat mendengarkan lagu Indonesia Pusaka. Salah satu warga Jepang, Kawai Suzuki menyampaikan “…Nyanyian serta gerakam tariannya sangat luar biasa kompak yang dilakukan satu grup besar. Semua lagu yang ditampilkan sangat mengagumkan dan gerakan tariannya sangat membuat lagu itu menjadi lebih hidup, keren banget!” ungkapnya. PSM Voca Erudita UNS menyabet gelar Champion of Mixed Choir Category, Champion of Contemporer Category, dan Champion of Folklore Category. Selain itu, Voca Erudita juga berhasil memperoleh penghargaan lain, yaitu Best Interpretation of Mixed Choir Compulsory Song “Aki Kaze Ni”, Best Interpretation of Contemporary Song Category “Under The Sea”, dan Best Interpretation of Baroque Choral Works “Die Himmel Erzahlen Die Ehre Gottes”. Selain PSM Voca Erudita UNS, PSJ UNS harap-harap dapat membantu para unit kegiatan didalam universitas maupun memperluas jaringan dalam berkegiatan di luar kampus UNS. Semoga VE UNS terus bekerja sama dengan PSJ UNS. -AI
Pusat Studi Jepang Mengadakan Kegiatan Diskursus Kelas Kenal Teh dan Workshop Menyeduh the Bersama Masyarakat Kampung Metal Mojo
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Kerja sama antar Unit Kerja Pengelolaan Pengetahuan teh WIKITI ,Koperasi Edukarya Negeri Lestari (KEN8), Teh Umran, Pusat Studi Jepang UNS, URDC Labo UNS,dan Arkom Solo mengadakan acara dengan tema Kelas Kenal Teh, Mengenali teh sebagai produk budaya; Cina, Jepang dan Indonesia bersama warga kampung Mojo, Semanggi, Surakarta. bertempat pada Aula Lantai 2, Kelurahan Mojo, Kampung Metal Mojo, Kec. Semanggi, 27/05. Pada acara tersebut disediakan beberapa ragam teh yang dapat diseduh, sembari memahami materi sejarah teh yang diberikan oleh pemateri. Teh berasal dari China dan di sana ada 7 dialek utama dan ada 2 jenis penyebutan berbeda untuk menyebut minuman tersebut. Teh dalam dialek Hokkian atau Min Nan yang dipraktekkan di wilayah Xiamen disebut sebagai te. Sedang dalam dialek Kanton yang dipraktekkan di wilayah Guangzhou, disebut sebagai cha. Pada masa Dinasti Tang (618 -907 M), teh dinikmati dengan cara direbus. Proses teh dengan mencincang, menyangrai, menumbuk, dan menyimpannya dalam bentuk bongkahan seperti batu bata. Kemudian mengambil sepotong untuk direbus saat akan dinikmati. Meski budaya popular menikmati teh saat itu direbus bersama beragam bahan lain, menikmati teh secara tunggal dipraktekkan oleh golongan terpelajar juga para biksu dipusat-pusat pengkajian Buddhisme. Kemudian Dinasti Song (907 – 1279 M), Menikmati teh dengan cara dikocok, berupa teh dalam bentuk bubuk halus. Mulai dikenal budidaya teh Berkembang metode pemetikan. Pemetikan dilakukan lebih hati-hati dan dilakukan bersama ritual agama Teh dihindari teroksidasi dengan proses dikukus (steamed) Dikenal teh putih; teh yang cukup dijemur Dinasti Yuan (1271 – 1368), pada masa ini agama teh dilarang. Lalu, masa-masa desakralisasi & sekularisasi teh. Teh sekedar pendamping makan kecil. Yum Cha = teh + dimsum. Mulai dikenal Chaoqing, proses penghentian oksidasi dengan disangrai dalam wajan. Masa pertama China terhubung dengan Eropa. Menyerang Jepang, Korea dan Jawa masing-masing 2 kali. Dinasti Ming (1368 – 1644), Era menikmati teh dengan diseduh (steeped). Menyeduh teh menggunakan beragam pottery yang indah. Muncul jenis teh yang memanfaatkan oksidasi Teh di Jepang yang tetap sakral Inovasi inkremental & harmoni. Dalam hal teh, hubungan bangsa China dan Jepang layaknya hubungan guru dan murid, hingga masa Kublai Khan menyerang negara kecil tetangganya ini. Jepang tak hanya memenangi peperangan, namun juga menjadi pewaris tunggal tradisi tinggi kebudayaan teh yang ribuan tahun dikembangkan Sang Guru. Masyarakat Jepang belajar dari gurunya dengan mengalami keseluruhan tiga tahap evolusi teh di Cina. Tahun 1211, sepuluh tahun setelah kepulangannya dari Cina, Eisai menulis beragam manfaat teh untuk kesehatan dalam ‘Kissa Yojoki’. Metode pengolahan teh matcha banyak mendapat perbaikan, terutama di kebun teh di prefektur Uji, utara Kyoto. Ragam teh di Jepang juga berkembang dengan banyak rupa. Semua dasarnya adalah teh hijau, tak ada model teh hitam yang berkembang di sini. Ragam teh tersebut antara lain; ● Matcha: teh dengan wujud bubuk sangat halus. Melalui tahapan penaungan 3 minggu sebelum panen. Teh yang kerap digunakan dalam upacara keagamaan. ● Gyokuro: Tahapan proses yang sama dengan matcha (dinaungi selama 3 minggu), hanya saja tiap helai daun dipilin satu persatu kemudian disangrai. Wujud hasilnya berupa teh yang memanjang seperti jarum dan disajikan dengan metode diseduh (steeped). Gyokuro dan Matcha diolah dari bahan baku daun teh yang sama; ternaungi dan dipetik pada momentum petik pertama. ● Sencha: Teh yang diproses dalam wujud seperti gyokuro, hanya saja dipanen tanpa ada tahapan penaungan. Kebun dalam kondisi terkena sinar matahari. Teh sencha adalah jenis teh yang paling umum dikonsumsi. Umumnya Sencha dipetik pada momentum petik kedua dan ketiga. ● Shincha: Teh sencha yang dipanen petik pertama di awal musim semi, di momentum petik pertama. ● Bancha: Seperti teh sencha hanya saja dipetik kali ke-4 sebelum akhirnya daun teh mulai berguguran memasuki musim gugur. Di sini teh yang digunakan tidak selalu teh yang dipetik dari pucuk dan 3 helai dibawahnya. Seringkali yang digunakan untuk bancha adalah daun yang sudah cenderung tua. Proses petik daun tidak lagi selektif secara manual menggunakan tangan, tapi menggunakan beragam alat bantu mulai dari gunting manual hingga mesin pemotong. Teh jenis ini banyak dikembangkan menjadi beragam varian. Antara lain; genmaicha, hojicha dan kukicha. ● Genmaicha: Teh bancha yang disangrai bersama beras. Fungsinya sebagai pengisi supaya harga lebih terjangkau oleh orang kebanyakan. ● Hojicha: Teh bancha yang disangrai dengan metode sangat sederhana, hanya menggunakan gerabah dengan api dari arang kayu. ● Kukicha: Teh bancha yang disangrai bersama ranting-ranting pohon teh. Diskursus Kelas Kenal Teh ini memberikan manfaat luar biasa untuk para masyarakatt yang datang, dari diskursus ini menambah wawasan kita tentang beragam teh dan sejarahnya. Tak luput dapat kita cicipi beberapa teh yang disediakan. Berharap agar kegiatan seperti ini dapat diteruskan di waktu lain. -AI
Pusat Studi Jepang Turut Serta dalam Event Job Fair XXIII Career Development Center UNS
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Career Development Center (CDC) Kembali mengadakan Job Fair XXIII 2022, yang diselenggarakan selama 2 hari pada tanggal 24-25 Mei secara daring via zoom serta ditayangkan pada saluran Youtube CDC UNS. CDC ini merupakan platform untuk mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dan berbagai artikel terkait dengan pengembangan karir. Dapat juga memasang lowongan pekerjaan dari perusahaan yang mencari calon pekerja. Dalam Job Fair yang diadakan selama dua hari tersebut berisi perihal lowongan pekerjaan dari beberapa perusahaan. PSJ UNS berkesempatan memaparkan pada hari pertama yang dibawakan oleh Naya Marsatyasti alumni prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, UNS. Pada kesempatannya, Naya memaparkan materi dengan judul “Berkarir di jepang”. Naya menjelaskan Berkarir di Jepang sesuai dengan pengalamannya. “ada tiga point yang akan saya sampaikan, yaitu peluang berkarir di Jepang, kompetensi berkarir di Jepang, dan budaya kerja di Jepang.” Ungkapnya Naya menjelaskan point yang pertama peluang berkarir di Jepang yaitu dapat melamar di perusahaan Jepang langsung atau melalui Job Fair, kedua mengikuti workshop perusahaan Jepang, dan bisa ketika melanjutkan bekerja setelah sekolah di kampus Jepang. Kompetensi bekerja di Jepang pula sama seperti pada umumnya, new graduates dan mid-career. Pada new graduates atau baru saja lulus yang tidak memiliki pengalaman mendapatkan gaji yang sesuai lulusan Bachelor dan Master Degree dan yang paling penting menguasai Bahasa Jepang N3/N2 level dan Bahasa Inggris. Alur melamar pekerjaan secara umum yang digunakan beberapa perusahaan di Jepang tergantung industry dan tipe perusahaan yaitu, Cek website untuk lowongan pekerjaan, seleksi dokumen, ujian tulis, ujian wawancara, ujian wawancara akhir, yang terakhir pengumuman final. Alur untuk bekerja sebagai Pekerja Berketerampilan Spesifik di Jepang berikut Naya melampirkan link https://www.id.emb-japan.go.jp/ssw/introduction/ Naya juga memberi tahu tentang budaya kerja yang ada di Jepang, diharapkan memahami norma komunikasi karena orang Jepang tidak suka ketidaklangsungan dan menghindari konfrontasi konflik. Manajemen waktu sangat berharga harus tepat dimanfaatkan. Dalam Kerja tim dan penghargaan disana kegagalan dan keberhasilan dibagikan secara kolektif. Jika hendak bekerja di Jepang yang paling penting yaitu terus mencari informasi dari mana saja, juga memiliki wawasan dan niat untuk tinggal di Jepang. -Ai
Career Development Center UNS Diskusi Beasiswa ke Jepang Bersama PSJ UNS
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Pusat Studi Jepang UNS bergandeng dengan CDC mengobrol tentang beasiswa di Jepang. Mengundang narasumber yang luar biasa, diantaranya: Sintya Diah sebagai kedutaan Jepang, Indriyaningsih lulusan dari beasiswa JSPS, Mercy Bentri lulusan Osaka university, dan Naya Marsatyasti lulusan Tokyo Institut Teknologi. Diskusi ini bertujuan untuk memberikan informasi beasiswa di Jepang dan gambaran menjadi mahasiswa disana dengan berjudul Realizing Dreams breaking through the Boundaries of Imagination. (16/03/2022) Dalam diskusi tersebut seluruh narasumber memberikan materi tentang beasiswa yang mereka dapatkan, juga memberi gambaran tentang sekolah di Jepang, seperti culture dan lain sebagainya. Serta para narasumber juga mencantumkan penelitian yang mereka teliti dalam selama mereka studi disana. Maka dari itu diskusi ini sangatlah asik dapat memberikan infromasi yang sangat bermanfaat. Salah satu materi yang diberikan narasumber yaitu dari Mercy Bientri Yunindanova S.P., M.Si, beliau lulusan dari universitas Osaka. Mercy memberikan motivasi untuk diskusi ini, bagaimana mempunyai semangat untuk studi lanjut. Manfaat dari studi lanjut yang beliau jelaskan yaitu, dapat membentuk kapasitas diri, mendukung karier, dan peran yang lebih besar terhadap masyarakat. Dalam tuturannya, Mercy juga menyatakan bahwa ketika hendak mencari beasiswa juga mencari supervisor, karena supervisor didapatkan untuk membimbing jalannya studi kita. Tidak luput dari situ, kita yang berniat untuk studi di luar negri, juga sudah mem-planning selama studi berlangsung dan apa yang hendak kita akan buat penelitian. Narasumber yang lainnya yaitu Sintya Diah Safitri, ia merupakan kedutaan Jepang di Indonesia. Sintya lulusan dari Asahikawa Walfare Special School, ia juga menjelaskan bagaimana caranya ia sekolah di Jepang. Sebelum ia studi ke Jepang, Sintya kuliah di universitas Brawijaya (Undergraduate sem.1&2), kemudian Darma Persada University (Undergraduate), lalu melanjutkan studi ke Asahikawa Walfare Special School. Sintya menjelaskan bagaimana ia belajar dan menjelaskan gambaran bersekolah di Jepang. Tidak hanya itu, Indriyaningsih dan Naya Marsatyasti juga lulusan beasiswa di Jepang. Mereka memberikan informasi tentang beasiswa yang mereka dapatkan. Dalam diskusi ini memberikan banyak manfaat untuk para mahasiswa maupun dosen lainnya untuk berencana studi lanjut ke Jepang. Harap-harap diskusi semacam ini dapat berlanjut kedepannya bersama PSJ UNS. (ain)
Diskusi Para Pakar Perihal Kesiapan Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Jepang-Indonesia)
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – PPI Jepang bekerjasama dengan PSJ (Pusat Studi Jepang) UNS, PERSADA SOLO, dan I4 (Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional) mengadakan agenda bersama pakar membahas kesiapan pendidikan di tengah pandemi covid-19. Turut mengundang para pembicara yang luar biasa yaitu, David Virya Chen, PhD; Des. Ass. Prof. Miftahul Huda; dan Murni Ramli, S.P., M.Si., Ed.D. dosen di Departemen Pendidikan Biologi, Universitas Sebelas Maret. Serta moderator yang memimpin jalannya diskusi ini oleh Mercy B. Yunindanova. Diskusi ini dilaksakan pada 19/02/2022 bertempat di zoom pukul 10.00-12.00 JST; 08.00-10.00 WIB. Diskusi ini disambut hangat oleh Wakil Rektor UNS yaitu Prof. Dr. rer. nat Sajidan, beliau mengatakan bahwa kolaborasi ini sangat bermanfaat dengan tema yang sangat relevan dengan keadaan pandemi yang membersamai kita selama hampir dua tahun yang berdampak dalam pendidikan bukan hanya di Indonesia namun seluruh dunia. Kemudian juga Atasan kependidikan dan kebudayaan KBRI Tokyo, Prof. Yusli Wardianto menyampaikan sambutan yang penuh dengan harapan. “saya berharap kita mampu mengambil sintesis apa yang disampaikan oleh para pembicara, yang dapat disampaikan kepada teman-teman Indonesia. Semoga bermanfaat bagi banyak masyarakat Indonesia dan belajar dari jepang, kami akan siap membantu karena tugas-tugas kami adalah menjembatani potensi kerjasama antara pendidikan dan riset Indonesia dengan pendidikan dan riset Jepang.” Tutur Prof. Yusli Mercy Bientry Yunindanova, S.P., M.Si. sebagai moderator dalam diskusi ini tergabung dalam grup Pusat Studi Jepang (PSJ) UNS. Beliau sedang menempuh pendidikan mahasiswa Ph.D di Departemen Bioteknologi, Pascasarjana Teknik Universitas Osaka. Beliau juga Dosen Progam Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNS. Dalam diskusi tersebut Murni Ramli, S.P, M.Si., Ed.D sebagai pembicara, membahas tentang kesiapan dan urgensi PTM pada masa pandemi di Indonesia. Beliau menyampaikan perihal fakta persekolahan masa pandemi di Indonesia yaitu seperti proses belajar mengajar semuanya berlangsung secara daring. Kemduian hanya 46% guru Indonesia yang siap dengan kemampuan IT (survey Kemendikbud) yang berarti banyak terjadi gagap teknologi. Lalu, tidak semua siswa memiliki akses internet atau electricity, termasuk tools untuk mengaksesnya. Murni Ramli, S.P., M.Si., Ed.D merupakan Dosen di Departemen Pendidikan Biologi, UNS. Beliau juga lulusan Pascasarjana Pendidikan dan Pengembangan Manusia di Universitas Nagoya dengan jurusan Manajemen Kurikulum. Beliau memiliki banyak pengalaman salah satunya Koordinator Layanan Mahasiswa dan Kemitraan Internasional – Unit Layanan dan Kemitraan Internasional . Beliau juga tergabung dalam grup Pusat Studi Jepang. Beliau juga menjelaskan apa saja yang perlu diperhatikan dalam penerapan PTM (Pembelajaran Tatap Muka), yaitu dengan School Management yang mengikuti kebijakan Kemendikbud, Kemenkes, Kemenag, dan Kemendagri. Kemudian fasilitas sekolah dengan akses internet, perangkat keras untuk hybrid class, dan tools protokol kesehatan yang standart. Lalu, dengan Adapted or Flexible Curriculum kurikulum hybrid menggabungkan beberapa konten atau disiplin keilmuan, memperbanyak konten kontekstual termasuk topik-topik Disease (health eduacation di jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, PT) riset LP, game virus, game immune system. Kemudian dilanjutkan dengan Teaching and Learning Process, dengan peningkatan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) guru atau dosen yang khas untuk pola pembelajaran hybrid perlu adanya upgrading terkait pembelajaran dan penugasan bermakna, berlandaskan learning outcomes dengan psikologis peserta didik. Lalu, dikembalikan pada empat pilar pembelajaran UNESCO: learning to know, learning to do, learning to be, learning ti live together (dalam kondisi pandemi). Dalam sesi tanya jawab salah satu pertanyaan dijawab oleh Murni, yaitu tips pembelajaran selama pandemi secara efektif dan dapat memperdayakan pendidikan karakter dengan maksimal. “…., lebih banyak tugas berbentuk project, materi dipersingkat, dengan sistem penilaian dari teman-temannya ketika dalam mengerjakan project tersebut, kalau dosen hanya dapat melihat perilaku sikap, diskusi selama di zoom dengan projects itu juga,….” Jawab Murni. Sepanjang diskusi tersebut, Mercy selaku moderator dapat menggandeng jalannya acara dengan luwes. Menyampaikan pertanyaan-pertanyaan dari para hadirin kepada para pembicara dengan begitu mudah, dan membuat suasana lebih nyaman dalam berjalannya diskusi tersebut. Moderator juga menyampaikan bahwa diskusi ini sangat membuat para hadirin bersemangat karena rasa penasaran itu terus menerus membuat para hadirin banyak melontarkan pertanyaan. Beliau berharap waktu yang akan datang dapat dilaksanakannya kembali workshop kerjasama seperti ini, karena sangat terlihat gelora semangat partisipan yang mengikuti diskusi kali ini. (ain)
PPI Jepang Dan PSJ UNS Adakan Diskusi Bertajuk Ragam Riset di Jepang Bersama Universitas Okayama dan Universitas Tohoku
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang dan Pusat Studi Jepang UNS mengadakan diskusi bersama alumni studi Jepang dari Indonesia. Diskusi dihadiri dengan narasumber yang memumpuni di bidangnya untuk memberikan informasi studi mereka di Jepang. Bersama Abdul Basith Fitroni alumni Universitas Okayama, Muhammad Salman Al-Farisi, dan Muhammad Izaat Nugraha Alumni Universitas Tohaku. Tidak luput pembicara dari kampus Okayama dan Tohaku menyampaikan materinya. Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui Zoom dan disiarkan langsung kanal Youtube International Office UNS. (19/02/2022). Webinar tersebut dibuka dengan sambutan dari Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS. Beliau pula merupakan alumni Tohoku University. Dalam sambutannya Prof. Yunus menyampaikan betapa apiknya kolaborasi PPI Jepang, PSJ UNS, Persada (Ikatan Alumni Jepang) cabang Solo, dan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) yang terwujud dalam kegiatan tersebut. ”Pada akhirnya kami berharap bahwa kegiatan kolaborasi ini tidak hanya sampai disini. Namun, momentum ini adalah PINTU menuju kolaborasi yang lebih besar antara PPI Jepang, UNS, PSJ UNS, Persada (Ikatan Alumni Jepang) cabang Solo, dan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional I4 dalam hal tridarma perguruan tinggi untuk membawa dampak positif terhadap masyarakat Indonesia secara luas. Semoga kegiatan ini akan memberikan inspirasi, wawasan baru, dan memicu semangat di tengah kondisi Pandemi Covid-19 untuk tetap mengedepankan pendidikan bagi generasi muda Indonesia.” Ujar Prof. Yunus. Kepala PSJ UNS, Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani, yang sering di sapa Rully tak luput memberikan Opening Speech. Rullymenyambut para hadirin webinar dan menyampaikan tujuan dari kegiatan Kerjasama ini, diharapkan semangat bapak/ibu yang bergabung di Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang bisa memberikan banyak inspirasi informasi akan wawasannya tentang ke-Jepangannyakepada civitias akademika Universitas Sebelas Maret. Diskusi ini di moderatori oleh Mercy Bientri Yunindanova, M.Si., yang merupakan dosen di Fakultas Pertanian (FP). Beliau juga sedang menempuh studi S3 di Osaka University, juga menjadi anggota PPI Jepang. Mercy mengatakan bahwa kolaborasi dengan tiga institusi atau Lembaga ini merupakan salah satu momen yang special. Dalam tuturan Abdul Basith Fitroni alumni Universitas Okayama, ia berbagi cerita perihal saat studi di Jepang hingga bekerja pula disana. Begitu pula Muhammad Salman Al-Farisi, dan Muhammad Izaat Nugraha Alumni Universitas Tohaku. Narasumber tersebut bertukar cerita perihal kehidupan berada di Jepang. Kemudian dilanjut penuturan narasumber yang pertama, Junko Obayasa, Ph.D dari Okayama University memberikan penjelasan mengenai Okayama sebuah prefektur kota di Jepang, dengan keindahan dan hasil pertanian disana. Kemudian akses Okayama ke beberapa tempat sangatlah mudah. Universita Okayama memiliki 10 Fakultas dengan 1 Program dan 8 Graduate Schools. Okayama menerima penghargaan pertama SDGs Jepang sebagai universitas nasional tahun 2017. Selain prestasi, Okayama memiliki kerjasama di 357 universitas dalam 43 negara salah satunya Indonesia. Biaya kuliah di Okayama tidak begitu mahal dengan kebiasaan orang Jepang yang bersepeda, kita dapat menghemat biaya untuk pergi ke kampus. Kemudian dalam diskusi selanjutnya yaitu narasumber Ying Chen dari Tohaku University. Beliau menjelaskan tentang Tohaku dengan IMAC-G sekolah pascasarja internasional teknik. Universitas Tohaku berada di Sendai, Miyagi dengan 10 Fakultas, 15 Graduate Schools, 3 Professional Graduate Schools, dan 6 Research Institutes. IMAC-G yaitu International Mechanical Aerospace Engineering Graduate Course (Master ‘s Doctoral Degree. Dalam setiap research yang dilakukan universitas Tohaku mendapatkan hasil-hasil yang dibuat. Tidak hanya teknik mesin tradisional seperti energi, lingkungan, bahan, tetapi juga multidisiplin seperti sistem fungsi baru berbasis mikro-nano teknologi pemrosesan. Konvensi energi oleh solar energi, energi hidrogen, dan lain sebagainya. Kegiatan kolaborasi ini diharapkan terus berlanjut, karena diskusi seperti ini sangat bermanfaat untuk wawasan kita semakin meluas dan mengetahui negara Jepang dari webinar ini. (ain)
FSRD UNS Gelar Webinar History of Japanese Design and Media Promotion
psj.lppm.uns.ac.id – Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar webinar bertajuk “History of Japanese Design and Media Promotion”, Sabtu (18/9/2021) melalui Zoom Cloud Meeting. Pembicara yang diundang adalah Prof. Minako Ikeda. Ia merupakan pengajar dari Fakultas Desain, di Kyushu University, Jepang yang ahli dalam bidang desain terkait pelestarian budaya dan teknik kerajinan tradisional. Jalannya webinar “History of Japanese Design and Media Promotion” dibuka langsung oleh Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Deny T Ardianto., S.Sn., M.A. Selain itu, webinar ini turut diikuti oleh 65 peserta yang berasal dari empat program studi (prodi) di FSRD UNS. Yaitu, Prodi S-1 Desain Interior, Prodi S-1 Desain Komunikasi Visual, Prodi S-1 Seni Rupa Murni, dan Prodi S-1 Kriya Tekstil. Prof. Ikeda dalam paparannya menyampaikan bahwa rangkaian sejarah desain di Negeri Sakura telah dimulai sejak abad ke-19. Bila dilihat dari sejarahnya, Prof. Ikeda menyampaikan desain di Jepang selalu memiliki keterkaitan dengan industri yang telah terpengaruh oleh perkembangan desain dunia. Hal ini dimulai sejak pulangnya desainer-desainer asal Jepang yang telah menempuh pendidikan di Eropa. “Pada abad ke-20, fungsi desain hanya sebagai untuk membangun industri dan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sejak abad 21 fungsi desain telah berubah lebih dari itu,” ujarnya. Prof. Ikeda menerangkan, di masa depan desain dituntut untuk melampau pembangunan industri, sehingga dapat memecahkan permasalahan isu lingkungan dan sosial. Jika dikaitkan dengan kondisi yang saat ini tengah melanda dunia, maka desain dapat menjadi jawaban atas pandemi Covid-19 yang menerjang dunia. Sejak pertama kali merebak di Wuhan, Tiongkok pada akhir bulam Desember tahun 2020 lalu, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan transformasi digital yang sangat cepat. “Pembangunan teknologi digital telah menjadikan desain sebagai proses yang tidak hanya melibatkan professional desain tetapi juga melibatkan penggunanya,” terang Prof. Ikeda. Secara terpisah, Ketua Panitia Webinar Lulu Purwaningrum, S.Sn., M.T., Ph.D sekaligus penggiat Pusat Studi Jepang (PSJ UNS) mengatakan, webinar “History of Japanese Design and Media Promotion” merupakan bagian dari kegiatan lompatan kreatif FSRD UNS pada tahun ini. Ia juga mengutarakan, webinar tersebut juga dapat menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan guna menyamakan pemahaman antara dunia akademis dan dunia industri. “Seluruh rangkaian lompatan kreatif ini berupa magang mahasiswa ke perusahaan-perusahaan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) wilayah DIY, dan inkubasi desain produk mahasiswa yang berbasis green pada perusahaan-perusahaan HIMKI,” ucapnya. Ia menambahkan, webinar “History of Japanese Design and Media Promotion” juga mencari peluang tradional craft sebagai salah satu jawaban terhadap produksi dan konsumsi masal. Terdapat dua proyek tradisional yang dipresentasikan. Namun, dua proyek tersebut tidak merujuk pada craft di masa lampau, namun justru ditekankan pada craft di masa depan. Lulu Purwaningrum, S.Sn, M.T., Ph.D mengatakan, “Tujuannya, agar berperanya desain pada craft dan sebagai jawaban produksi dan konsumsi masal. Peran promosi produk juga penting untuk diperhatikan,” Saat webinar berlangsung Prof. Ikeda memamerkan project new craft miliknya yang pernah dipamerkan di New York da jaringan high end retail MUJI di seluruh Japan. Dalam hal ini, sebagai media promosi yang ditampilkan meliputi sejarah latar belakang produk dan penjelasan soal projek new craft. Tujuannya, agar konsumen mengetahui sejarah dan konsep baru serta cara men-display stand yang sesuai dengan konsep new craft project yang dipamerkan Prof. Ikeda. Implementasi MBKM Lulu Purwaningrum S.Sn, M.T., Ph.D menyampaikan, dengan kerja sama yang dijalin dengan HIMKI, mahasiswa FSRD UNS dapat mengimplementasikan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Kerja sama antara HIMKI dengan FSRD UNS diharapkan dapat menghasilkan kegiatan perkuliahan bersama, workshop, pelatihan pembuatan desain dan pembuatan produk, inkubasi bisnis, rintisan startup, dan pameran produk. “Perkuliahan sebagai pembekalan yang dilakukan dalam kegiatan ini akan melibatkan berbagai ahli yang kompeten agar memberikan pengetahuan yang mencukupi bagi seluruh peserta,” pungkas Lulu Purwaningrum S.Sn, M.T., Ph.D. (yef)
PSJ LPPM UNS Ajak Guru PAUD Untuk Tingkatkan Aktivitas Motorik Anak
UNS, psj.lppm.uns.ac.id –Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa “Workshop Sosialisasi Practical Knowledge” mengenai aktivitas motorik anak kepada guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kegiatan yang diinisiasi langsung oleh Tim Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) PSJ LPPM UNS tersebut digelar secara terpisah di dua lokasi. Lokasi pertama, Tim P2M PSJ LPPM UNS mengunjungi KB-TKI Azzahra yang terletak di Kelurahan Pajang. Kemudian, Tim P2M PSJ LPPM UNS melanjutkan kunjungannya ke KBIT RA Permata Hati yang terletak di Kecamatan Jebres, Surakarta. Tim P2M PSJ LPPM UNS yang terdiri dari Murni Ramli, Ed. D, Dyah Yuni Kurniawati, M. Sn, dan Teguh Endah Saraswati, Ph. D secara intens dan terukur telah melakukan workshop mulai dari tanggal 31 September 2019 hingga 12 Desember 2019. Dengan terselenggaranya kegiatan tersebut, Tim P2M PSJ LPPM UNS berharap agar guru-guru PAUD di Kota Surakarta dan sekitarnya dapat memahami aktivitas motorik anak sejak usia dini. “Kami mengharapkan kegiatan ini dapat mengubah pola pikir guru-guru PAUD untuk mulai memfokuskan aktivitas fisik atau motorik bagi anak-anak usia dini di lembaganya masing-masing,” ujar Ketua P2M PSJ LPPM UNS, Murni Ramli. Pemahaman guru PAUD mengenai aktivitas motorik anak menjadi sangat penting sebab dalam masa pertumbuhannya, anak sangat memerlukan ruang dan kesempatan untuk bebas bergerak. Oleh sebab itu, PSJ LPPM UNS sangat menaruh perhatian terhadap pola didik PAUD di Indonesia yang dinilai belum memberikan kesempatan dan ruang bagi anak untuk melakukan aktivitas fisik secara bebas. “Sejak tahun 2013 kami sudah melakukan penelitian terhadap perilaku dan aktivitas motorik anak yang telah diterapkan oleh Jepang. Dari hasil penelitian tersebut, beberapa diantaranya telah disosialisasikan kepada PAUD yang ada di Klaten, Sukoharjo, Salatiga, dan Surakarta melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat sejak tahun 2014,” ujar Murni Ramli. Dalam kesempatan tersebut, guru-guru PAUD yang mengajar di KBIT RA Permata Hati dan KB-TKI Azzahra tampak antusias dan menyambut baik pemaparan mater dari Tim P2M PSJ LPPM UNS dalam memberikan pengetahuan seputar aktivitas motorik anak. “Dalam beberapa penelitian, keterkaitan yang erat antara kegiatan fisik motorik dengan kecerdasan anak sudah dibuktikan. Belajar bagi anak usia dini adalah melalui proses bermain dan bukan dengan aktivitas duduk di dalam kelas. Karena pada dasarnya aktivitas alamiah anak-anak adalah bergerak,” ujar salah satu anggota Tim P2M PSJ LPPM UNS, Dyah Yuni Kurniawati. Kedepannya, pola pendidikan di tingkat PAUD dengan mengedepankan aktivitas motorik akan terus dikaji dan dikembangkan oleh Tim PSJ LPPM UNS. Hal tersebut dimaksudkan agar pola didik PAUD di Indonesia dapat memiliki kekhasannya tersendiri. (yef)
Ramai-Ramai Tanam Akar Wangi Bareng PSJ UNS di Pinggiran Bengawan Solo
UNS psj.lppm.uns.ac.id – Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar kegiatan ‘Nyemplung Girli’ pada Sabtu (23/11/2019) sore. Nyemplung Girli atau pinggir kali merupakan sebuah kegiatan penanaman akar wangi di pinggiran Sungai Bengawan Solo yang ditujukan untuk menjaga kelestarian kawasan tersebut dari bahaya longsor (land sliding), banjir, memperbaiki kualitas air, melindungi, infrastruktur, menyerap racun, dan menyuburkan tanah. Dalam kesempatan tersebut, PSJ UNS turut menggandeng Pekarya Sungai Solo, Sibat Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Solo, dan URDC Labo Arsitektur UNS sebagai inisiator kegiatan. Selain itu, sejumlah komunitas peduli lingkungan seperti PBPL (Pelajar Boyolali Peduli Lingkungan), Komunitas Sungai Adhi Drawa Pujangga (Pengging), serta warga RT 07/ RW 05, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo juga ikut terjun dalam kegiatan ‘Nyemplung Girli’ ini. Salah satu peserta asal URDC Labo Arsitektur UNS, Lintang Natasya, sangat meyambut baik kegiatan yang diinisiasi PSJ UNS ini. Baginya, kegiatan ‘Nyemplung Girli’ akan sangat berdampak positif dalam menumbuhkan kepedulian masyarakat kepada alam. “Menurut saya bagus untuk menginisiasi program seperti itu. Jadi, tahu bahwa masih banyak orang-orang yang concern tentang alam. Semoga kedepannya bisa menggerakkan lebih banyak orang untuk lebih concern dan cinta lingkungan,” imbuhnya. Kesan positif juga diutarakan oleh mahasiswa Jepang UNS, Yuta San. Ia mengatakan bahwa dalam kesempatan tersebut ia bisa berkenalan dengan banyak orang. Sehingga, selain bisa berinteraksi ia juga bisa mendapat relasi baru. “Saya merasakan interaksi yang lebih luas. Karena ada orang Belanda, Jepang dan Indonesia. Jadi, saya harus dapat berbicara bahasa Indonesia dan aktif berinteraksi dengan mahasiswa dari negara lain,” imbuhnya. Kedepannya, PSJ UNS akan terus berupaya dalam memberikan banyak kontribusi positif dalam mengupayakan kelestarian lingkungan. Bukan saja bagi PSJ UNS saja, namun juga bagi kemaslahatan masyarakat, terutama masyarakat Kota Solo. (yef)