UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Konnichiwa Sobat PSJ! Bagaimana nih libur Natal kalian kemarin? Pasti menyenangkan, ya? Biar tidak kelupaan, raitaa mau ngucapin selamat Natal dulu nih buat Sobat PSJ di mana pun kamu berada. Semoga Natal tahun ini memberikan kedamaian dan ketenangan bagi kita, Amin. Oiya Sobat PSJ! Beberapa hari lagi tahun baru akan segera tiba, nih. Kalau tahun baruan biasanya kalian ngelakuin apa sih? Kalau raitaa sih biasanya pergi ke mall sambil nyemal-nyemil . Bicara soal perayaaan tahun baru, di edisi kali ini raitaa pastinya bakalan kasih tau kalian Sobat PSJ apa saja budaya orang Jepang saat merayakan tahun baru. Berbeda dengan orang Indonesia yang lebih suka merayakan tahun baru dengan pergi ke car free night, pasar malam, atau konser tahun baru, orang Jepang ternyata punya cara tersendiri dalam memaknai kedatangan tahun baru. Misalnya, seperti dengan memberikan otoshidama, mengirimkan nengajo, atau melakukan hatsumode. Lalu, apa sih otoshidama, nengajo, dan hatsumode itu? Biar tidak berpanjang lebar lagi, simak penjelasan raitaa ya tentang 5 budaya orang Jepang saat merayakan tahun baru seperti yang berikut ini. 1. Menyantap soba toshikoshi bersama keluarga Saat penghujung tahun tiba, orang Jepang biasa menyantap soba toshikoshi sebagai makanan penutup di akhir tahun. Dilihat dari bentuk mie yang panjang dan sulit putus, orang Jepang percaya bahwa dengan menyantap soba toshikoshi mereka akan dilepaskan dari kesulitan. Selain itu, soba toshikoshi juga dipercaya mendatangkan umur panjang bagi yang memakannya. 2. Menyantap makanan osechi Selain soba toshikoshi, ternyata orang Jepang juga punya hidangan lain yang biasa disantap kala perayaan tahun baru, yaitu osechi. Pada awalnya, osechi hanya disajikan untuk menandai pergantian musim di Jepang. Namun, dalam perjalanan waktu osechi kini menjadi salah satu menu yang wajib banget masuk list kala menyambut tahun baru. Saat dihidangkan, osechi akan disusun di dalam sebuah kotak kayu yang bernama jubako. Rasa makanan yang disajikan pun juga beragam, mulai dari manis, asin, hingga kecut. 3. Memberikan otoshidama Layaknya angpao kala perayaan Tahun Baru Imlek, begitulah makna otoshidama bagi orang Jepang. Pada tanggal 1-3 Januari, biasanya orang Jepang akan memasukan uang ke dalam amplop putih polos yang dinamakan otoshidama dan memberikannya kepada anak-anak. Biasanya yang memberikan otoshidama adalah orang tua atau kerabat terdekat dengan disertai tulisan berupa pesan. Dalam perkembangannya, otoshidama tidak sekedar amplop putih biasa, namun orang-orang Jepang juga mengkreasikannya dengan warna-warna yang mencolok disertai dengan karikatur atau gambar-gambar menarik. Wah, asyik juga ya bisa ngerayain tahun baru dengan tambahan uang saku. 4. Mengirimkan nengajo Budaya unik lainnya dari Jepang adalah mengirimkan nengajo. Lalu, apa itu nengajo? Nengajo merupakan kartu pos yang biasa dikirim orang Jepang kepada orang-orang yang dicintainya, seperti anggota keluarga yang tempat tinggalnya jauh, teman sekolah, maupun teman kerja. Biasanya, orang Jepang akan mengirimkan nengajo pada pertengahan bulan Desember. Diharapkan dengan nengajo yang dikirim pada pertengahan bulan Desember tersebut akan diterima oleh orang yang kita tuju tepat pada tanggal 1 Januari. 5. Melakukan hatsumode Bagi seorang Muslim hatsumode akan terdengar sama seperti menghadiri pengajian saat pergantian tahun. Namun, bagi orang Jepang hatsumode adalah sebuah ritual dengan mengunjungi jinja atau kuil untuk bersembahyang. Tujuannya tidak lain adalah supaya mendapat kehidupan atau nasib yang lebih baik. Saat bersembahyang pun orang Jepang juga dapat membawa jimat atau kertas ramalan yang didapatnya pada tahun lalu untuk dibakar. Harapannya agar di tahun yang baru nasib sial yang melanda di tahun sebelumnya tidak terulang kembali. Nah, itu tadi 5 budaya orang Jepang yang biasa dilakukan saat perayaan tahun baru. Bagaimana apakah sudah tau? Semoga sudah ya. Terima kasih sudah membaca dan sampai bertemu di kesempatan berikutnya Sobat PSJ. Arigato gozaimasu! (yef)
Secuil Cerita Mahasiswa UNS Selama Berkompetisi di AI-JAM Japan 2019
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Negara maju, teknologi, bersih, dan ada di benua Asia. Kira-kira ketika Anda dihadapkan pada ciri-ciri tersebut apa yang langsung ada di benakmu? Ya, pasti Anda akan langsung mengatakan bahwa ciri-ciri tersebut merujuk pada negara Jepang, bukan? Sebagai salah satu negara maju di dunia, Jepang memang memiliki daya tariknya tersendiri. Bukan karena keindahan alamnya saja, namun kemajuan teknologi, kebersihan, dan keteraturan cara hidup masyarakatnya menjadi sebuah identitas yang amat melekat bagi Jepang. Hal itulah yang langsung dirasakan oleh kontingen mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang berangkat ke Tokyo, Jepang untuk mewakili UNS dalam ajang Advanced Innovation Jam (AI-JAM) Japan 2019. Kontingen mahasiswa UNS yang terdiri dari Tema, Nur Hijrah, Intan, Sada, dan Nibras menceritakan bahwa kemajuan teknologi dan keteraturan masyarakat Jepang menjadi suatu kesan yang cukup mengena di benak mereka masing-masing. Kepada Koresponden psj.lppm.uns.ac.id, salah satu kontingen, Nur Hijrah, menceritakan bahwa inovasi teknologi yang ia lihat selama mengikuti AI-JAM Japan 2019 membuatnya kagum sebab banyak sekali inovasi yang belum pernah ia lihat dan ia pikirkan sebelumnya. “Semua karya mereka itu luar biasa. Bahkan, ada satu karya itu berupa rubrik yang bisa nge–solve sendiri. Dan, rubrik itu melayang sehingga saya mulai berpikir kok bisa mereka itu karyanya out of the box semua,” ungkap Nur Hijrah. Kesan positif lain juga diungkapkan oleh Nibras. Selama di Jepang, ia dibuat kagum dengan sikap orang Jepang yang sangat mengapresiasi karya orang lain. Dengan adanya apresiasi yang diberikan masyarakat Jepang terhadap suatu karya, Nibras menuturkan bahwa hal tersebut dapat membuka ruang dan kesempatan bagi orang Jepang untuk berani dalam berkarya. Baginya, sikap orang Jepang yang dapat menghargai karya orang lain tidak lepas dari konsistensi orang-orang Jepang dalam mengajarkan budaya luhur bangsanya secara turun temurun kepada generasi muda, termasuk dalam hal budaya keteraturan. Bicara soal keteraturan, Nur Hijrah menceritakan bahwa ia dan teman-temannya sempat terpisah akibat jadwal kereta di Jepang sangat disiplin dan jeda disetiap keberangkatan kereta sangat singkat. “Jadi, satu hari sebelum lomba kami ingin segera pulang ke penginapan kami di daerah Sumida. Ceritanya kami dari Staisun Oshiage, kami berlima terpisah karena kereta di sana (red: Jepang) sangat cepet jedanya sekitar 45 detik sampai 1 menit lalu berangkat lagi. Karena, jadwalnya sangat disiplin ya kami sempat panik karena mau persiapan lomba malah terpisah kereta,” pungkas Nur Hijrah Senada dengan cerita Nur Hijrah, ketua kontingen Intan juga menceritakan bahwa selama di Jepang ia sempat merasa bingung sebab di Jepang ia jarang sekali mendapati kursi. Ia merasa bahwa selama di Jepang dalam hal berjalan pun ia dituntut untuk cepat dan teratur sehingga mau tidak mau ia harus menyesuaikan diri dengan budaya di sana. Belajar dari pengalaman kelima mahasiswa UNS tersebut tentu kita bisa memetik satu pelajaran berharga bahwa majunya peradaban Jepang bukan diraih dengan memajukan teknologinya saja, namun juga mempertahankan keteraturan dan kedisiplinan cara hidup masyarakatnya. Meski, sudah banyak dimudahkan dalam kehidupan sehari-hari, faktanya orang Jepang juga tidak terlena dan bermalas-malasan dengan teknologi yang ada. (yef)
Hebat! Mahasiswi FMIPA UNS Terpilih Sebagai Koordinator Alumni SSC Jepang
UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta asal Program Studi (Prodi) Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Helen Kristin, terpilih untuk menjadi Koordinator Sakura Science Club (SSC) Indonesia. Terpilihnya Helen Kristin sebagai Koordinator SSC tidak lepas dari pengalamannya sebagai alumnus Sakura Science Plan (SSP) yang pernah ia ikuti dalam program short course bidang Ilmu Hayati di Kyoto Sangyo University (KSU) Jepang. Helen Kristin terpilih sebagai koordinator SSC Indonesia melalui Pertemuan I Alumni SSC Indonesia yang digelar di Crowne Plaza Jakarta, Rabu (11/12/2019). Dalam forum tersebut, mahasiswi Prodi Biologi tersebut berharap melalui posisinya sebagai Koordinator SSC Indonesia dapat meningkatkan citra dan branding UNS sebagai salah satu kampus berkelas dunia atau world class university (WCU). “Pertemuan Alumni SSC kemarin, saya ingin membuat nama UNS menjadi semakin dikenal oleh kalangan akademisi Indonesia, Japan Science and Technology Agency (JST) dan para tamu undangan. Hal ini dapat meningkatkan networking dari UNS untuk mewujudkan langkah UNS menuju world class university. Sekaligus, pertemuan kemarin menjadi jembatan untuk menjalin hubungan dengan akademisi Indonesia dan Jepang,” ujar Helen. Kepada Koresponden psj.lppm.uns.ac.id, Helen bercerita bahwa pengalamannya bisa menginjakkan kaki di Negeri Sakura merupakan momen yang sangat berharga baginya. Di Jepang, Helen mendapat kesempatan untuk mempelajari rekombinasi plasmid dan Adenosin Trifosfat (ATP) sintase. Dengan ditemani oleh sejumlah mahasiwa dari berbagai negara, seperti Jepang, Thailand, dan Korea Selatan, Helen mendapat kesempatan untuk melakukan eksperimen di laboratorium Faculty of Life Science, KSU. “Saya belajar banyak hal mengenai rekombinasi plasmid dan ATP sintase bersama dengan mahasiswa dari Jepang, Thailand, dan Korea Selatan yang diajarkan oleh profesor dari KSU. Selain itu, saya juga menikmati tur keliling Kyoto bersama teman-teman baru saya,” tambahnya. Melalui pengalamannya saat mengunjungi Jepang, Helen berhasil memetik banyak pembelajaran berharga. Ia merasa bahwa ilmunnya saat ini masih kurang dan ia berkeinginan untuk terus belajar dan mengasah kemampuannya agar makin banyak pengetahuan baru bisa didapat olehnya. “Saya menyadari bahwa masih banyak hal-hal yang dapat kita pelajari demi kemajuan bangsa Indonesia. Melihat bagaimana canggihnya teknologi dan terstrukturnya sistem edukasi di Jepang akan membuat kita “melek” terhadap perkembangan dunia. Selain itu, dengan mengikuti program SSC akan menambah relasi akademis dari negara lain dan hal ini dapat meningkatkan kesempatan kolaborasi antar akademisi.” (yef)
PSJ LPPM UNS Ajak Guru PAUD Untuk Tingkatkan Aktivitas Motorik Anak
UNS, psj.lppm.uns.ac.id –Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa “Workshop Sosialisasi Practical Knowledge” mengenai aktivitas motorik anak kepada guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kegiatan yang diinisiasi langsung oleh Tim Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) PSJ LPPM UNS tersebut digelar secara terpisah di dua lokasi. Lokasi pertama, Tim P2M PSJ LPPM UNS mengunjungi KB-TKI Azzahra yang terletak di Kelurahan Pajang. Kemudian, Tim P2M PSJ LPPM UNS melanjutkan kunjungannya ke KBIT RA Permata Hati yang terletak di Kecamatan Jebres, Surakarta. Tim P2M PSJ LPPM UNS yang terdiri dari Murni Ramli, Ed. D, Dyah Yuni Kurniawati, M. Sn, dan Teguh Endah Saraswati, Ph. D secara intens dan terukur telah melakukan workshop mulai dari tanggal 31 September 2019 hingga 12 Desember 2019. Dengan terselenggaranya kegiatan tersebut, Tim P2M PSJ LPPM UNS berharap agar guru-guru PAUD di Kota Surakarta dan sekitarnya dapat memahami aktivitas motorik anak sejak usia dini. “Kami mengharapkan kegiatan ini dapat mengubah pola pikir guru-guru PAUD untuk mulai memfokuskan aktivitas fisik atau motorik bagi anak-anak usia dini di lembaganya masing-masing,” ujar Ketua P2M PSJ LPPM UNS, Murni Ramli. Pemahaman guru PAUD mengenai aktivitas motorik anak menjadi sangat penting sebab dalam masa pertumbuhannya, anak sangat memerlukan ruang dan kesempatan untuk bebas bergerak. Oleh sebab itu, PSJ LPPM UNS sangat menaruh perhatian terhadap pola didik PAUD di Indonesia yang dinilai belum memberikan kesempatan dan ruang bagi anak untuk melakukan aktivitas fisik secara bebas. “Sejak tahun 2013 kami sudah melakukan penelitian terhadap perilaku dan aktivitas motorik anak yang telah diterapkan oleh Jepang. Dari hasil penelitian tersebut, beberapa diantaranya telah disosialisasikan kepada PAUD yang ada di Klaten, Sukoharjo, Salatiga, dan Surakarta melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat sejak tahun 2014,” ujar Murni Ramli. Dalam kesempatan tersebut, guru-guru PAUD yang mengajar di KBIT RA Permata Hati dan KB-TKI Azzahra tampak antusias dan menyambut baik pemaparan mater dari Tim P2M PSJ LPPM UNS dalam memberikan pengetahuan seputar aktivitas motorik anak. “Dalam beberapa penelitian, keterkaitan yang erat antara kegiatan fisik motorik dengan kecerdasan anak sudah dibuktikan. Belajar bagi anak usia dini adalah melalui proses bermain dan bukan dengan aktivitas duduk di dalam kelas. Karena pada dasarnya aktivitas alamiah anak-anak adalah bergerak,” ujar salah satu anggota Tim P2M PSJ LPPM UNS, Dyah Yuni Kurniawati. Kedepannya, pola pendidikan di tingkat PAUD dengan mengedepankan aktivitas motorik akan terus dikaji dan dikembangkan oleh Tim PSJ LPPM UNS. Hal tersebut dimaksudkan agar pola didik PAUD di Indonesia dapat memiliki kekhasannya tersendiri. (yef)
Ramai-Ramai Tanam Akar Wangi Bareng PSJ UNS di Pinggiran Bengawan Solo
UNS psj.lppm.uns.ac.id – Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar kegiatan ‘Nyemplung Girli’ pada Sabtu (23/11/2019) sore. Nyemplung Girli atau pinggir kali merupakan sebuah kegiatan penanaman akar wangi di pinggiran Sungai Bengawan Solo yang ditujukan untuk menjaga kelestarian kawasan tersebut dari bahaya longsor (land sliding), banjir, memperbaiki kualitas air, melindungi, infrastruktur, menyerap racun, dan menyuburkan tanah. Dalam kesempatan tersebut, PSJ UNS turut menggandeng Pekarya Sungai Solo, Sibat Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Solo, dan URDC Labo Arsitektur UNS sebagai inisiator kegiatan. Selain itu, sejumlah komunitas peduli lingkungan seperti PBPL (Pelajar Boyolali Peduli Lingkungan), Komunitas Sungai Adhi Drawa Pujangga (Pengging), serta warga RT 07/ RW 05, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo juga ikut terjun dalam kegiatan ‘Nyemplung Girli’ ini. Salah satu peserta asal URDC Labo Arsitektur UNS, Lintang Natasya, sangat meyambut baik kegiatan yang diinisiasi PSJ UNS ini. Baginya, kegiatan ‘Nyemplung Girli’ akan sangat berdampak positif dalam menumbuhkan kepedulian masyarakat kepada alam. “Menurut saya bagus untuk menginisiasi program seperti itu. Jadi, tahu bahwa masih banyak orang-orang yang concern tentang alam. Semoga kedepannya bisa menggerakkan lebih banyak orang untuk lebih concern dan cinta lingkungan,” imbuhnya. Kesan positif juga diutarakan oleh mahasiswa Jepang UNS, Yuta San. Ia mengatakan bahwa dalam kesempatan tersebut ia bisa berkenalan dengan banyak orang. Sehingga, selain bisa berinteraksi ia juga bisa mendapat relasi baru. “Saya merasakan interaksi yang lebih luas. Karena ada orang Belanda, Jepang dan Indonesia. Jadi, saya harus dapat berbicara bahasa Indonesia dan aktif berinteraksi dengan mahasiswa dari negara lain,” imbuhnya. Kedepannya, PSJ UNS akan terus berupaya dalam memberikan banyak kontribusi positif dalam mengupayakan kelestarian lingkungan. Bukan saja bagi PSJ UNS saja, namun juga bagi kemaslahatan masyarakat, terutama masyarakat Kota Solo. (yef)
[Bedah Buku] “Menjadi Orang Berkarakter dan Berbudaya di Jepang” serta “Rahasia Beasiswa Australia”
Pusat Studi Jepang (PSJ) LPPM UNS bersama International Office UNS, serta Mini Akademi mengadakan kegiatan Bedah Buku mengenai Menjadi Orang Berkarakter dan Berbudaya di Jepang serta Rahasia Beasiswa Australia. Bedah Buku diadakan pada tanggal 25 Agustus 2018 pada pukul 08.00-12.00 WIB bertempat di Ruang Seminar Perpustakaan UNS Lantai 2 Universitas Sebelas Maret. Kegiatan ini turut bekerja sama dengan Pusat Studi Jepang, International Office UNS, serta Mini Akademi. Acara ini dibuka secara gratis serta terbatas untuk 100 orang pendaftar. Pada kegiatan ini, bedah buku “Menjadi Orang Berkarakter dan Berbudaya di Jepang” dipaparkan oleh Ibu Murni Ramli selaku anggota Pusat Studi Jepang UNS serta buku “Rahasia Beasiswa Australia” dipaparkan oleh Bapak I Made Andi Arsana selaku pembicara.
[Joint International Symposium 2018] Seminar 60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang
Dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, Pusat Studi Jepang (PSJ) LPPM Universitas Sebelas Maret dan Institut Javanologi pada tanggal 30 Oktober 2018 menyelenggarakan seminar yang menghadirkan pembicara dari universitas-universitas partner di Jepang. Pembicara seminar diantaranya Prof. Hitoshi Hirakawa dari Kokushikan University, Kaoru Kochi dari Kanda Institute of International Studies, Mya Dwi Rostika dari Daitobunka University, serta beberapa pembicara lain dari UNS diantaranya Dr. Theresia Widyastuti, M.Sn. dan Dr. Eng. Risa Suryana, M.Si. Dalam seminar ini dibahas isu-isu di Asia meliputi integrasi ekonomi Asia, sejarah kolonialisme, busana tradisional, dan pendidikan wanita. Sources : https://io.uns.ac.id/seminar-dalam-rangka-memperingati-60-tahun-hubungan-diplomatik-indonesia-jepang/
DOLAN BERSAMA DI KAMPUNG SEWU: Kamishibai dan Pertukaran Kebudayaan Jepang-Indonesia
Pusat Studi Jepang Universitas Sebelas Maret (PSJ-UNS) bersama URDC LABO (Fakultas Teknik Arsitektur UNS) berkolaborasi dengan lembaga swadaya masyarakat Harapan Association Kyushu, Jepang –Indonesia mengadakan kegiatan pertukaran kebudayaan Jepang di Kelurahan Kampung Sewu, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Acara terselenggara atas dukungan dengan Kelurahan Sewu, Forum Anak Kampung Sewu dan Komunitas SIBAT SEWU. Kegiatan workshop dihadiri oleh sekitar 40 anak. Dilakukan di Pendopo Kelurahan Sewu, Kamis (4/10/2019). PSJ-UNS yang diresmikan pada tahun 2012 merupakan salah satu pusat studi di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM-UNS). Kegiatan pertukaran kebudayaan Jepang-Indonesia berkeselarasan dengan visi dan misi PSJ UNS. Sejak tahun 2013, peer group PSJ-UNS telah melaksanakan kegiatan penelitian bidang pendidikan, terutama pendidikan anak usia dini dan pendidikan sains di Jepang. Selain melakukan kegiatan di bidang pendidikan, PSJ-UNS juga menyediakan layanan akademik kepada sivitas akademik yang ingin mengetahui tentang budaya dan pendidikan di Jepang. Bersama Harapan Association Kyushu, Jepang-Indonesia Cultural Exchange, PSJ melakukan kegiatan pertukaran kebudayaan bersama anak-anak berusia 6-8 tahun di Kelurahan Sewu, Pasar Kliwon Surakarta. Pertukaran kebudayaan dilakukan dalam bentuk workshop Kamishibai (Japanese Folk Tales Performance-Traditional Story Telling) dan workshop Origami (seni melipat kertas) yang dilakukan oleh 6 mentor Harapan Association. Kamishibai adalah sandiwara art performance yang diceritakan dengan gambar dan dialog. “Kami” artinya kertas, “shibai” artinya sandiwara. Dalam konteks kebudayaan Indonesia, kamishibai itu bisa dikatakan mirip dengan wayang beber. Sambil menunjukkan gambar, satu orang membaca teks. Asal usulnya Kamishibai berasal dari tradisi Biara Budha Jepang dimana para biksu dari abad ke 8 menggunakan emakimono (gulungan gambar”) sebagai alat peraga untuk menceritakan sejarah biara-biara mereka. Sandiwara kertas ini sangat popular pada tahun 1930. Dalam kegiatan ini, Pusat Studi Jepang dan URDC Labo melakukan kegiatan sosialisasi hidup sehat melalui tool kit sapu tangan yang berisikan ikon si Empu Sewu. Karakter si Empu Sewu berasal dari riset menemukali karakter lokal yang dilakukan oleh URDC Labo sejak tahun 2018. Kepala PSJ UNS, Dr. Eng Kusumaningdyah N.H, ST, MT mengatakan dengan adanya kegiatan pertukaran kebudayaan Jepang Indonesia diharapkan adanya pertukaran pengetahuan akan kebudayaan Jepang, khususnya diperuntukkan untuk masyarakat umum (Kelurahan Sewu). “Dengan kegiatan workshop kamishibai dan origami ini harapannya tumbuh olah rasa pada generasi muda melalui seni pertunjukan kebudayaan Jepang” terang Kusumaningdyah di saat memberi kata sambutan. Hal senada juga diungkapkan oleh Lurah Sewu, Henoch Sadono S.Sos, yang mengatakan sangat mendorong kegiatan berkesenian yang diperuntukkan oleh generasi muda terutama pada anak –anak Kelurahan Sewu. Terutamanya pertukaran kebudayaan asing. Kegiatan workshop art performance Kamishibai juga terlaksana berbarengan dengan event BEKRAF FESTIVAL (4-6/9/2019). Merupakan event tahunan yang diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif di berbagai kota, tahun ini terselenggara di Benteng Vastenberg Solo. Sejalan melalui program PMK3I dan KATA Kreatif Bekraf D3, Kota Solo memilih Sub sektor Seni Pertunjukan sebagai lokomotif pengembangan ekonomi kreatif daerah. Maka bagiannya PSJ UNS, URDC Labo bersama Harapan Association menggelar pertukaran kebudayaan Jepang-Indonesia dengan mengenalkan seni pertunjukan Kamishibai di Kampung Sewu.
KOLABORASI RISET: “Thermal Comfort at Urban Kampung Case Study of Kampung Sangkrah “
Pusat Studi Jepang (PSJ) LPPM UNS berkolaborasi dengan Urban Rural Design and Conservation Laboratory (URDC Laboratory) Arsitektur UNS bekerja sama dengan Kyushu University di tahun 2019 mengadakan penelitian di Kampung Sangkrah Surakarta tentang kenyamanan termal pada hunian kampung kota. Penelitian ini dikepalai oleh Pak Sholi, mahasiswa S3 Kyushu University berkolaborasi dengan tiga dosen dan Sembilan mahasiswa arsitektur UNS untuk terjun ke Kampung Sangkrah selama kurun waktu satu tahun. Penelitian dibagi menjadi tiga subtema yang kemudian akan dipresentasikan dalam mini seminar. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Arsitektur UNS pada tanggal 24 September 2019. Agenda seminar ini diawali dengan pembukaan oleh Kepala Pusat Studi Jepang UNS sekaligus perwakilan URDC Labo, Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul H. S.T., M.T. kemudian agenda dilanjutkan dengan pemaparan materi dari tiga grup subtema dengan judul pertama Peningkatan Kondisi Kenyamanan Termal dalam Hunian di Permukiman Informal (Kampung) Studi Kasus: Kampung Sangkrah Surakarta oleh Anisa Heryuntia, Destiani Nursabrina, Shafira Zahro. Lalu presentasi kedua dengan judul subtema Studi Kenyamanan Termal serta Sensitivitas Terhadap Orientasi dan Tata Ruang HBE di Kampung Sangkrah oleh Chika Novinda, Zahra Rima Putri, dan Ilham Riski Hasibuan. Presentasi ketiga dengan judul Konsep Kampung Iklim Kota Berkelanjutan Studi Kasus: Kampung Sangkrah, Surakarta, Jawa Tengah dipresentasikan oleh Denta Permata, Tania Khoira, dan Zita Apriliana.
GLOBAL STUDY 2019 “DISASTER RISK REDUCTION EDUCATION FOR COMMUNITY”
Pada 26 Agustus 2019, Pusat Studi Jepang UNS bersama URDC Labo Program Studi Arsitektur Universitas Sebelas Maret, berkesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan GLOBAL STUDY 2019 DISASTER RISK REDUCTION EDUCATION FOR COMMUNITY merupakan joint workshop yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Kansai University Jepang dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta Prodi Arsitektur. Kegiatan ini sebagai bagian International Collaborative Workshop Global Study 2018: Education in Disaster Risk Reduction. Melibatkan mahasiswa dan dosen UAJY, Kansai University dan UGM. Kegiatan ini berlangsung dari tgl 20-26 Agustus 2018. Proyek kerjasama antara URDC Labo Arsitektur UNS dan Pusat Studi Jepang (PSJ UNS) ini memiliki hal yang menarik salah satunya adalah bagaimana karya yang ditampilkan merupakan karya yang terinspirasi dari metode Jepang terhadap mitigasi bencana. Mengadopsi metode yang digunakan oleh NPO Art Project (Kobe Jepang), dengan desain produk menjadi kekuatannya. URDC Labo dan PSJ memamparkan Project profile Si Empu yang berasal dari Kampung Sewu. Si Empu merupkan mascot mitigasi bencana yang berasal dari Kampung Sewu, Surakarta. Si Empu diciptakan dari permainan tradisional warga Kampung Sewu yang telah hilang. Terbuat dari gundukan tanah liat yang dimainkan dengan mengadu kekuatan tanah liat tersebut. Pengetahuan local digali dengan cara partisipasi mapping bersama warga kampong pada tahun 2017. Pengetahuan local ini kemudian dikemas dalam metode mitigasi bencana NPO Art (Kobe). Maskot Si Empu turut serta dipamerkan di Mini Art Manual Project. Profile si Empu juga dikemas dengan menerapkan konsep lokal seperti membuat puppet show sebagai media untuk mengajarkan tentang kebencanaan kepada anak-anak di Kampung Sewu, Surakarta. Selain kegiatan seminar, PSJ juga turut serta didalam kegaian pameran Mini Earth Manual Project di Omah Gerabah B&B, Kasongan Yogyakarta. Earth Manual Project sendiri merupakan pameran kontemporer tentang bagaimana kreativitas dapat memainkan peran penting dalam menyelesaikan berbagai macam masalah bencana. Kegiatan ini terselenggara atas support Foundation, NPO Art plus Japan, Departemen Arsitektur UGM-JUTAP UGM, URDC Labo Program Studi Arsitektur serta Pusat Studi Jepang UNS. Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul H. S.T., M.T. selaku kepala Pusat Studi Jepang, hadir sebagai pengisi acara seminar yang dihadiri oleh mahasiswa Jepang ini untuk menyampaikan gagasannya tentang penanggulangan bencana banjir di Kampung Sewu, Surakarta.