UNS, psj.lppm.uns.ac.id – Konnichiwa Sobat PSJ! Bagaimana nih libur Natal kalian kemarin? Pasti menyenangkan, ya? Biar tidak kelupaan, raitaa mau ngucapin selamat Natal dulu nih buat Sobat PSJ di mana pun kamu berada. Semoga Natal tahun ini memberikan kedamaian dan ketenangan bagi kita, Amin. Oiya Sobat PSJ! Beberapa hari lagi tahun baru akan segera tiba, nih. Kalau tahun baruan biasanya kalian ngelakuin apa sih? Kalau raitaa sih biasanya pergi ke mall sambil nyemal-nyemil . Bicara soal perayaaan tahun baru, di edisi kali ini raitaa pastinya bakalan kasih tau kalian Sobat PSJ apa saja budaya orang Jepang saat merayakan tahun baru. Berbeda dengan orang Indonesia yang lebih suka merayakan tahun baru dengan pergi ke car free night, pasar malam, atau konser tahun baru, orang Jepang ternyata punya cara tersendiri dalam memaknai kedatangan tahun baru. Misalnya, seperti dengan memberikan otoshidama, mengirimkan nengajo, atau melakukan hatsumode. Lalu, apa sih otoshidama, nengajo, dan hatsumode itu? Biar tidak berpanjang lebar lagi, simak penjelasan raitaa ya tentang 5 budaya orang Jepang saat merayakan tahun baru seperti yang berikut ini. 1. Menyantap soba toshikoshi bersama keluarga Saat penghujung tahun tiba, orang Jepang biasa menyantap soba toshikoshi sebagai makanan penutup di akhir tahun. Dilihat dari bentuk mie yang panjang dan sulit putus, orang Jepang percaya bahwa dengan menyantap soba toshikoshi mereka akan dilepaskan dari kesulitan. Selain itu, soba toshikoshi juga dipercaya mendatangkan umur panjang bagi yang memakannya. 2. Menyantap makanan osechi Selain soba toshikoshi, ternyata orang Jepang juga punya hidangan lain yang biasa disantap kala perayaan tahun baru, yaitu osechi. Pada awalnya, osechi hanya disajikan untuk menandai pergantian musim di Jepang. Namun, dalam perjalanan waktu osechi kini menjadi salah satu menu yang wajib banget masuk list kala menyambut tahun baru. Saat dihidangkan, osechi akan disusun di dalam sebuah kotak kayu yang bernama jubako. Rasa makanan yang disajikan pun juga beragam, mulai dari manis, asin, hingga kecut. 3. Memberikan otoshidama Layaknya angpao kala perayaan Tahun Baru Imlek, begitulah makna otoshidama bagi orang Jepang. Pada tanggal 1-3 Januari, biasanya orang Jepang akan memasukan uang ke dalam amplop putih polos yang dinamakan otoshidama dan memberikannya kepada anak-anak. Biasanya yang memberikan otoshidama adalah orang tua atau kerabat terdekat dengan disertai tulisan berupa pesan. Dalam perkembangannya, otoshidama tidak sekedar amplop putih biasa, namun orang-orang Jepang juga mengkreasikannya dengan warna-warna yang mencolok disertai dengan karikatur atau gambar-gambar menarik. Wah, asyik juga ya bisa ngerayain tahun baru dengan tambahan uang saku. 4. Mengirimkan nengajo Budaya unik lainnya dari Jepang adalah mengirimkan nengajo. Lalu, apa itu nengajo? Nengajo merupakan kartu pos yang biasa dikirim orang Jepang kepada orang-orang yang dicintainya, seperti anggota keluarga yang tempat tinggalnya jauh, teman sekolah, maupun teman kerja. Biasanya, orang Jepang akan mengirimkan nengajo pada pertengahan bulan Desember. Diharapkan dengan nengajo yang dikirim pada pertengahan bulan Desember tersebut akan diterima oleh orang yang kita tuju tepat pada tanggal 1 Januari. 5. Melakukan hatsumode Bagi seorang Muslim hatsumode akan terdengar sama seperti menghadiri pengajian saat pergantian tahun. Namun, bagi orang Jepang hatsumode adalah sebuah ritual dengan mengunjungi jinja atau kuil untuk bersembahyang. Tujuannya tidak lain adalah supaya mendapat kehidupan atau nasib yang lebih baik. Saat bersembahyang pun orang Jepang juga dapat membawa jimat atau kertas ramalan yang didapatnya pada tahun lalu untuk dibakar. Harapannya agar di tahun yang baru nasib sial yang melanda di tahun sebelumnya tidak terulang kembali. Nah, itu tadi 5 budaya orang Jepang yang biasa dilakukan saat perayaan tahun baru. Bagaimana apakah sudah tau? Semoga sudah ya. Terima kasih sudah membaca dan sampai bertemu di kesempatan berikutnya Sobat PSJ. Arigato gozaimasu! (yef)
Melatih Kemandirian Anak-Anak Melalui Origami
Salah satu kegiatan Bidang Kerjasama dan Pengabdian Kepada Masyarakat Pusat Studi Jepang UNS pada bulan Agustus 2013 adalah Pelatihan Origami dan PAUD di beberapa SD di Surakarta dan Salatiga. Kegiatan tersebut melibatkan Instruktur dari Jepang, Ibu Gejima Hamako, yang memiliki sertifikat mengajar recreation activities dari National Recreation of Japan (日本レクリエーション協会). Beberapa sekolah yang terlibat adalah SD Islam Internasional Abidin, SD 1 Palur, dan SD Muhammadiyah Salatiga. Sementara guru-guru TK yang mengikuti workshop PAUD juga sekaligus origami adalah Guru TK se-Gugus Banjarsari Surakarta, dan para guru TK di Kota Salatiga.